DPD RI Ungkap Proyek Pengendali Banjir Palu Rp150 M Baru Setengah Jadi, PPK Proyek: Kenapa, Ada yang Salah?

photo author
- Jumat, 9 Agustus 2024 | 08:22 WIB
Foto kiri: Pekerjaan proyek pengendali banjir di Kota Palu. Foto kanan: Anggota DPD RI Lukky Semen.
Foto kiri: Pekerjaan proyek pengendali banjir di Kota Palu. Foto kanan: Anggota DPD RI Lukky Semen.

METRO SULTENG - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Lukky Semen SE, turut memberikan perhatian terkait keterlambatan proyek pengendali banjir di ibukota Provinsi Sulawasi Tengah, Kota Palu, yang dikerjakan tahun 2023.

Anggaran proyek ini sebesar Rp150 miliar, sumbernya dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA). Namun, hingga kini, progres proyek tersebut baru setengah jadi atau masih mencapai 50 persen. Sementara kontraknya dijadwalkan berakhir pada Desember 2024.

Lukky mengungkapkan, dirinya sudah melakukan konfirmasi langsung dengan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III di Palu, yang bertanggung jawab atas pengelolaan proyek tersebut.

Baca Juga: PT SMS Dikenakan SCM 1, Deviasi Tertinggi di Sungai Palu

"Saya sudah menghubungi pihak balai, dan mereka mengakui adanya keterlambatan. Saat ini, progres keseluruhan pekerjaan baru mencapai 50 persen," ujar Lukky, anggota DPD RI dari dapil Sulawesi Tengah, kepada media ini Kamis (8/8/2024).

Selain keterlambatan, Lukky juga menyoroti deviasi pekerjaan proyek yang tersebar di tiga sungai, yakni Sungai Palu, Sungai Kawatuna, dan Sungai Ngia. "Deviasi masih ada, namun sudah berkurang, kini hanya sekitar 11 persen," tambahnya.

Kepada Lukky, BWS Sulawesi III mengaku telah melakukan percepatan pekerjaan di lapangan untuk mengejar keterlambatan. PT Selaras Mandiri Sejahtera (SMS) selaku kontraktor yang mengerjakan, telah menambah alat berat, terutama alat pancang. Bahkan pihak kontraktor bekerja siang malam demi mengejar target.

Meski kontrak proyek Rp150 miliar akan berakhir pada Desember 2024, namun pihak BWS Sulawesi III menyatakan optimis pekerjaan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu.

"Kita lihat nanti hingga Desember, apakah mereka benar-benar bisa menyelesaikannya," ujar Lukky.

Baca Juga: PT SMS Akui Keterlambatan Proyek Rp150 M, Tapi Bantah Addendum

BWS Sulawesi III bilang, keterlambatan proyek ini dipicu oleh dua faktor. Pertama, sebut Lukky, akibat kelangkaan material batu pecah atau split yang membuat pekerjaan tertunda, karena kontraktor harus menunggu ketersediaan stok material.

Kedua, masalah dalam proses pemancangan di lapangan, di mana sering kali pancang yang sudah tertanam harus dicabut kembali akibat adanya sisa-sisa beton dan material lain di lokasi pemancangan.

PPK proyek tersebut, Harry Mantong, saat dihubungi Kamis malam (8/8/2024) juga mengakui bahwa progres proyek baru mencapai 50 persen dengan deviasi sebesar 11 persen.

"Iya, memang baru segitu (progresnya 50 persen). Kenapa? Ada yang salah?" jawabnya sembari tertawa.

Saat ditanyakan apakah bisa selesai pekerjaan dengan sisa waktu kontrak empat bulan saja, Harry menjawab, sebenarnya tidak bisa begitu melihatnya. Kacamatanya sekarang tidak begitu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X