METRO SULTENG- Pusat Data Nasional (PDN) diretas dan hingga kini belum juga pulih, hal ini tentunya menjadi topik hangat perbincangan di media sosial.
Satu persatu dampak mulai dirasakan kementerian akibat peretasan PDN yang disebabkan ransomware dengan nama Brain Cipher Ransomware yang terjadi pada Kamis, 20 Juni 2024 lalu.
Diketahui ada 282 data kementerian yang ada di Pusat Data Nasional (PDN).
Baca Juga: Oknum ASN Dinas Perpustakaan Parimo Bantah Lakukan Penganiayaan, Tono: Kejadiannya Murni Perkelahian
Lantas apa saja dampak dari lumpuhnya layanan PDN?
Dikutip Metro Sulteng dari akun X @ardisatriawan, dampak mulai dirasakan sektor imigrasi termasuk layanan paspor, diaspora, hingga data KIPK milik Kemendikbud juga mulai goyah.
"Buat diaspora, kalau sial banget paspor expired sekarang pas residensi mau abis. Untuk perpanjang residensi perlu paspor, gak ada residensi, siap-siap kena deportasi," tulis Ardisatriawan pada postingannya di X.
Dampak lain lumpuhnya layanan PDN :
- Ada ribuan paspor belum bisa tercetak, layanan percepatan paspor dan pengambilan paspor belum bisa dilayani,
- Data sekitar 800 ribu penerima KIPK raib.
- Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia terpaksa mundur (beasiswa untuk dosen ke Luar Negeri),
- kemungkinan bagi penerima beasiswa akan terlambat cair.
- Aplikasi Srikandi untuk pengarsipan nasional masih belum bisa diakses.
- Verifikasi data Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di berbagai daerah terganggu.
- Sertifikasi halal UMKM terhambat karena portal ptsp.halal.go.id mati.
- Cek NISN siswa tidak bisa.
- Data hilang di 282 kementrian, yang punya backupnya cuma 44 kementrian.
- Surat menyurat di berbagai pemkot dilakukan secara manual.
- Jamaah umrah terancam gagal berangkat ke tanah suci karena masalah paspor dan visa.
- Antrean panjang di imigrasi bandara karena ditangani secara manual oleh petugas.
- Yang mau daftar KIPK untuk jalur mandiri gak bisa sinkronisasi data.
- Pengajuan jenjang jabatan akademik untuk PTS lewat elkite-lldikti3.kemdikbud.go.id sedang ditutup dari tanggal 20 Juni.
- Registrasi NPWP kena dampak.
- WNA yang baru mulai bekerja di Indonesia tidak bisa membuat NPWP karena terkait imigrasi
- Website otorita Ibukota Nusantara (IKN) sempat mengalami gangguan karena gangguan PDN.
- Dapodik (data pokok pendidikan) masih belum bisa diakses sampai sekarang
- Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) tidak bisa diakses. Biasanya dipake ibu-ibu kader buat pendataan calon pengantin dan ibu hamil.
- Ijasah SD, SMP, SMA sederajat molor penulisannya. Karena NISN web tetap tidak bisa dibuka.
Seperti yang kita ketahui, Tim Gabungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sudah berupaya mengembalikan data-data yang diretas namun sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah tidak berhasil melawan serangan ransomware.
Kominfo dan BSSN juga telah mengakui tak memiliki backup atau cadangan data.***