METRO SULTENG- Hampir seluruh Masyarakat Desa Laroue, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulteng menolak adanya rencana kegiatan pertambangan batu gamping yang akan masuk di wilayahnya.
Penolakan ini dikarenakan kekhwatiran warga akan dampak yang akan timbul, seperti terganggunya lahan perkebunan, rusaknya tanaman akibat pertambangan,dampak sosial,serta lingkungan.
Baca Juga: Pilkada Morowali 2024, Iksan Baharudin Deklarasi Maju Sebagai Calon Bupati Periode 2024-2029
Menurut pengakuan salah satu warga setempat, kebanyakan warga tidak setuju dengan adanya rencana pertambangan.bukan hanya didasari dampaknya, tapi rencana akses kegiatan pertambangan akan melalui pemukiman dan lahan perkebunan warga.
"Bagian lorong disana lebih banyak yang tidak setuju, karena nanti itu yang akan dilalui baru dibawah itu rencana jetinya, dekat dengan kampung dan rumah," ujar salah satu warga Laroue kepada Metrosulteng. Jumat (23/2/24).
Banyak hal yang akan jadi korban jika pertambangan batu gamping itu berhasil masuk di desa tersebut. Olehnya itu,hampir rata-rata setiap lorong dan rumah warga di Desa Laroue kompak memasang baliho penolakan rencana pertambangan batu gamping.
Berikut kata-kata yang berhasil dikutip metrosulteng dari baliho yang dibentangkan warga disepanjang jalan dan rumah.
"Laroue bersatu, menolak tambang batu gamping sama halnya mewariskan kehidupan yang nyaman dalam jangka waktu yang lama,"dikutip dari baliho yang dipasang didepan rumah warga".
"Kami masyarakat Laroue menolak tambang batu gamping. "Harga Mati," terbentang disepanjang jalan trans sulawesi.
Baca Juga: Digadang-gadang Maju Gubernur, Ahmad Ali Nyatakan Cinta yang Mendalam Terhadap Sulawesi Tengah
Adapun warga yang meminta agar kenyamanannya jangan diusik, menghadirkan pertambangan berarti mengusik kenyamanan warga setempat.
"Laroue bersatu."Jangan Usik" kenyamanan kami dengan menghadirkan perusahaan tambang batu gamping,kami bersatu tolak tambang batu gamping,"tulis warga lewat baliho yang dipasang ditiap rumah.
