pendidikan

Rajab, Adalah Bulan Pembebasan Kota Damaskus Era Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq saat Menghadapi Romawi

Kamis, 26 Januari 2023 | 05:00 WIB

METRO SULTENG-Bila kita singgah di negara Suriah, tentu kita akan mengunjungi ibu kota Damaskus yang terkenal dengan tempat-tempat bersejarah yang sangat banyak. Kota Damaskus adalah salah satu kota tertua di dunia yang masih dihuni hingga sekarang.

Nama kota Damaskus sendiri diambilnya dari bahasa Suriah kuno yang bermakna “kota yang dialiri air.” Dahulu, Kota Damaskus adalah salah satu kota terpenting bagi Imperium Romawi.

Penaklukan Kota Damaskus adalah salah satu hal yang sangat sulit. Kota ini dikelilingi oleh tembok yang panjangnya sekitar 1600 meter serta parit yang dipenuhi dengan air. Kota ini adalah kota yang dijanjikan Rasulullah sebagai tempat pengungsian umat Islam di akhir zaman setelah terjadinya perang sangat besar.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah:

Artinya, “Rasulullah bersabda, ‘Kemah umat Islam di hari peperangan yang besar adalah di sekitar kota yang disebut dengan Damaskus, salah satu kota terbaik di kawasan Syam,’” (HR Thabrani).

Pembebasan Kota Damaskus Kisah ini berawal dari strategi khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq dalam menghadapi perlawanan imperium Romawi. Sudah maklum diketahui bahwa Imperium Romawi memiliki jumlah prajurit yang sangat banyak.

Oleh karena itu, khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq memecah konsentrasi Imperium Romawi dengan menyerang beberapa kawasan penting dalam waktu berdekatan. Hal ini membuat Heraklius, Raja Imperium Romawi kebingungan dalam menyusun strategi.

Kemenangan demi kemenangan diraih oleh umat Islam. Sayangnya, khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq wafat sebelum terjadinya pembebasan kota Damaskus. Kemudian, ia digantikan oleh Umar bin Khattab sebagai khalifah.

Para prajurit umat Islam menjadikan kota Damaskus sebagai titik berkumpul setelah kemenangan di berbagai daerah. Mereka mengepung kota Damaskus dari beberapa pintu masuk kota Damaskus.

Kemenangan demi kemenangan diraih oleh umat Islam. Sayangnya, khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq wafat sebelum terjadinya pembebasan kota Damaskus. Kemudian, ia digantikan oleh Umar bin Khattab sebagai khalifah.

Para prajurit umat Islam menjadikan kota Damaskus sebagai titik berkumpul setelah kemenangan di berbagai daerah. Mereka mengepung kota Damaskus dari beberapa pintu masuk kota Damaskus.

Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah mengepung dari gerbang al-Jabiyah. Pasukan Khalid bin Walid mengepung dari gerbang timur. Pasukan ‘Amr bin ‘Ash mengepung dari gerbang Tuma. Pasukan Yazid bin Abu Sufyan mengepung dari gerbang al-Shaghir. Dan pasukan Syurahbil bin Hasanah mengepung dari gerbang al-Faradis.

Selain itu, Abu Darda’ dan pasukannya juga berjaga di daerah Barzeh, wilayah utara kota Damaskus untuk menahan bala bantuan yang datang dari imperium Romawi. Ketika itu, Nisthas bin Nasthuras sebagai penguasa Kota Damaskus telah meminta bantuan tambahan kepada Raja Heraklius di Kota Homs, negara Suriah.

Sayangnya, bantuan tak kunjung datang karena Imperium Romawi sedang mengalami kerugian yang besar setelah digempur umat Islam di berbagai daerah kekuasaannya. Khalid bin Walid mengetahui bahwa orang-orang Nasrani telah bertahun-tahun ditindas oleh Imperium Romawi.

Maka, ia pun menuliskan sebuah perjanjian untuk memancing simpati umat nasrani kota Damaskus. Perjanjian itu berbunyi: “Bismillahir rahmanir rahim, ini adalah janji yang diberikan Khalid bin Walid kepada penduduk kota Damaskus ketika ia berhasil menaklukannya, ia akan memberikan keamanan bagi jiwa, harta, dan gereja penduduk kota Damaskus.

Tembok kota tidak akan dihancurkan dan ini adalah janji orang-orang beriman yang tidak akan datang kecuali dengan kebaikan apabila mereka (penduduk kota Damaskus) membayar pajak.” Pasukan umat Islam terus bersabar menunggu waktu yang tepat untuk menyerbu kota Damaskus. Hingga suatu malam, Nisthas bin Nasthuras mengumpulkan penduduk Kota Damaskus untuk merayakan kelahiran salah satu anaknya.

Halaman:

Tags

Terkini