pendidikan

Khutbah Jumat Tema Pengelolaan Sumber Daya Alam Energi Terbarukan Secara Berkeadilan

Kamis, 31 Agustus 2023 | 06:40 WIB
Khutbah junat tema pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan (Foto: Tambang Nikel/Ist)

Allah Swt melalui surat ar-Rahman ayat 5-10 mengetengahkan satu prinsip fundamental, yakni bahwa ada keseimbangan (mizan) yang berkeadilan yang mengatur segala sesuatu.

Dan manusia harus menyadari adanya keseimbangan tersebut dengan penuh rasa syukur serta mawas diri untuk tidak melampaui batas. Sebab, yang menjaga faktor kunci kelangsungan kehidupan umat manusia adalah ketetapan keseimbangan yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Sehingga, jika manusia melanggar batasan tersebut, maka manusia akan jatuh dalam kesesatan dan kebinasaan.

Jama’ah salat Jum’at yang dirahmati Allah

Prinsip keseimbangan yang berkeadilan (mizan) menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia modern. Terutama terkait dengan pola konsumsi manusia atas energi sebagai suatu sumber daya kehidupan yang sangat vital dan menentukan. Akan tetapi, pola konsumsi tersebut juga tidak terelakkan lagi menimbulkan dampak merusak yang sangat dahsyat jika melampaui ambang batas keseimbangan ekologis.

Berbagai kajian mutakhir telah menunjukkan dampak malapetaka bahan bakar fosil seperti batu bara bagi manusia, mulai dari penurunan kualitas kesehatan, kehidupan ekonomi, hingga keberlangsungan lingkungan hidup.

Sebuah studi komprehensif berjudul The Human Cost of All yang terbit tahun 2015 menyatakan bahwa pendayagunaan energi fosil seperti batu bara telah menjadi penyebab kematian terhadap 6.500 jiwa di Indonesia.

Kesimpulan semacam ini sesungguhnya bukanlah hal baru. Sejak dekade 1970-an, energi fosil seperti batu bara telah dikaitkan dengan kemunculan penyakit paru-paru hitam dan berbagai penyakit berbahaya.

Kendati telah diketahui berbagai dampak buruk penggunaan energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi terhadap keberlangsungan makhluk hidup di planet bumi, belum terjadi perubahan ke arah lebih baik.

Akibatnya, peningkatan suhu planet bumi berlangsung sangat cepat dalam 50 tahun terakhir dan menghasilkan dampak sistemik terhadap ekosistem kehidupan umat manusia dan makhluk hidup.

Al-Qur’an telah berulang-ulang secara tegas melarang tindakan pengrusakan lingkungan. Bahkan, watak yang pertama-tama dicela adalah “orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi”, mereka disebut sebagai “orang-orang tersesat” yang seringkali mengaku atau merasa “mengadakan perbaikan di bumi” tapi kenyataannya adalah orang-orang yang mengadakan kerusakan. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 11-12:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِن لَّا يَشْعُرُونَ

Artinya: “Dan bila dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’. Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan’. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan tetapi mereka tidak sadar.”

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ


Jama’ah salat Jum’at yang berbahagia

Halaman:

Tags

Terkini