Sahih Bukhari juga menegaskan akan dahsyatnya surat muawwidzatain dalam menjaga siapapun dari gangguan jin dan manusia.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi Muhammad pada malam hari ketika akan berbaring ke tempat tidur, beliau mengumpulkan kedua telapak tangan dalam keadaan terbuka, kemudian meniupnya, lalu membaca surah al-Ikhlas, surah al-Falaq dan surah an-Nas.
Kemudian dengan kedua telapak tangan tersebut, beliau mengusap tubuh beliau, dimulai dari kepala dan wajah serta anggota tubuh lainnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, dua surat Al-Falaq dan An-Nas bisa dibaca untuk mengusir sihir, santet dan guna-guna. Sebab kandungan dari dua surat tersebut adalah meminta perlindungan kepada Allah dari seburuk-buruknya kejahatan baik dari jin maupun manusia.
Dari sini, ada satu hal lain yang perlu dicamkan, khususnya untuk kita semua, bahwa dalam pergaulan, tetap kedepankan sikap santun, hati-hati dalam ucapan, jangan mudah menyakiti orang lain, karena siapapun berpotensi untuk dibenci, dihasudi, bahkan menjadi target sihir.***