pendidikan

Malam Lailatul Qadar 2023 Jatuh Tanggal Berapa? Ini Penjelasan Lengkap Gus Baha

Selasa, 11 April 2023 | 06:31 WIB
Gus Baha

Lebih lanjut, kiai asal Narukan, Kragan, Rembang, ini menjelaskan waktu ideal mencari Lailatul Qadar.

“Kalau saya biasa (malam) 11, kalau di sini (malam) 21, 23? Di desa saya, yang malam 17 itu di mushala saya saja, yang lainnya (malam) 21, 23. Jadi saya ya minoritas. Kalau malam 21, 23, orang beribadah banyak,” terangnya. Dalam hal ini, Gus Baha juga pernah ditanya orang, "Sudah ibadah, Gus?"

"Aku sudah lewat, tapi sisanya masih, punyamu,” jawabnya berseloroh. Menurut Gus Baha, untuk menghargai Al-Qur’an dan Hadits, kita mesti mengambil yang tengah-tengah.

Dalam Al-Qur’an, petunjuk itu tak disertai tanggal.

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an…” (QS. Al-Baqarah: 185).

Ia menjelaskan, ayat tersebut masih bermakna umum, bukan tanggal tertentu. Tak heran bila ada ulama yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar bisa dimulai sejak tanggal 1 Ramadhan. Menurutnya, yang dimaksud dengan sungguh-sungguh itu berarti klimaks. Kalau ingin klimaks, berarti mulainya harus dari tanggal 1 Ramadhan.

“Kalau kamu mencari sungguh-sungguh mulai tanggal 21 (Ramadhan), kata malaikat: ‘Lho, kok baru mencari sekarang?’ Berarti dianggap pemula, kan? Makanya tak dapat, perkaranya pemula. ‘Lho, kok baru mencari?’ Jadi yang lain sudah mulai, sudah waktunya dapat, kamu baru mencari,” bebernya kepada para santri.

“Saya itu sudah start mulai tanggal 1 (Ramadhan). Saya baca Arbain Nawawi khatam. Baca Al-Qur’an juga khatam. Kemarin tanggal 17 (Ramadhan) sudah saya doain.

Jadi potensi dapat saya lebih tinggi. Kalau kamu baru mulai tadi, kan? Berarti tak begitu sungguhan, karena baru mulai. Jadi, diumumkan tanggal 1 Ramadhan kamu tidur, pas tanggal 20 (baru) sungguh-sungguh.

Berarti ibarat balapan kan sudah kalah banyak,” kelakar Gus Baha menjelaskan dengan logika. Kiai yang kerapkali tampil dengan baju putih itu pun mengajak kita agar menjiwai dalam membaca hadits.

Hadits tentang Lailatul Qadar menampilkan pesan bahwa Nabi bersungguh-sungguh di sepuluh akhir. Yang seharusnya digaribawahi adalah kesungguhannya itu, bukan pencariannya. Tak ada hadits yang mengharuskan kita mencari Lailatul Qadar tanggal 21 Ramadhan.

“Tapi tetap yang tadi ya. Keyakinan saya, berkah luasnya Rahmat Allah, semoga yang penting selagi umat Nabi. Yang ketika itu tak maksiat, pokoknya meski saleh-saleh biasa begini, saleh ‘kelas ringan’, yang penting tidak maksiat, itu tetap mendapat Lailatul Qadar,” terang Gus Baha, optimistis. Beliau juga mencuplik sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).

Jadi, menurutnya, aslinya sewaktu-waktu itu ibadah. Tidurnya saja ibadah. “Umat Nabi, menggauli istri saja ibadah. Lho, itu ada hadits sahih,” terangnya, sambil mengutip sebagian hadits yang dimaksud.

Halaman:

Tags

Terkini