METRO SULTENG-Istilah mengawali puasa atau mengambil kepala puasa Ramadhan bersama kedua orang tua atau keluarga besar sudah umum dilakukan masyarakat muslim Indonesia, terutama bagi anak-anak yang berada dalam perantauan karena kuliah, bekerja atau tidak serumah lagi karena memiliki keluarga.
Istilah mengambil kepala puasa ini dilakukan seperti sahur bersama hingga berbuka puasa bersama keluarga dan kedua orang tua. Apalagi jika kedua orang tua tinggal berdua dirumah pasti akan semakin terasa nilai kebersamaannya.
Baca Juga: Hari Ini PBNU Tentukan Awal Puasa Ramadhan 2023 Lewat Rukyatul Hilal Awal di 50 Titik
Meski tidak ada hukumnya, namun secara sosial tradisi yang umum dilakukan umat Islam Indonesia ini memiliki banyak kebaikan. Pasalnya berbakti terhadap kedua orang tua dalam Islam sifatnya wajib. Setiap anak diwajibkan berbakti kepada kedua orangtuanya.
Dalam ajaran Islam sangat memperhatikan hubungan antara anak dan orang tua. Anjuran untuk berbakti dan berbuat baik kepada orang tua bahkan tercatat dalam beberapa ayat Al Qur'an.
Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Luqman ayat 15 yang berbunyi:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali". (Q.S. Luqman [31]: 15).
Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh Agar Puasa Tetap Sah
Mengawali puasa dengan sahur dan berbuka bersama kedua orang tua adalah salah satu kebaikan, selain untuk meminta maaf kepala kedua orang tua juga untuk membahagiakannya agar semua ibadah selama Ramadhan diterima oleh Allah SWT.***