METROSULTENG — Komitmen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekitar kawasan industri kembali diwujudkan melalui revitalisasi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kurisa di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi. Infrastruktur sekolah yang sebelumnya terbatas dan tidak representatif kini tampil dengan bangunan baru yang lebih layak dan nyaman bagi proses belajar mengajar.
Revitalisasi yang terlaksana melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT IMIP bersama PT Dexin Steel Indonesia (PT DSI) tersebut telah rampung dan resmi diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Peresmian dilakukan oleh Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf, Selasa (2/12/2025).
Dalam sambutannya, Bupati Iksan menyampaikan apresiasi atas kontribusi perusahaan yang dianggap mampu menjawab kebutuhan dasar pendidikan, khususnya kenyamanan ruang belajar.
“Alhamdulillah kita telah menyaksikan bangunan baru hasil revitalisasi PT IMIP. Ini merupakan solusi nyata untuk menciptakan kenyamanan belajar karena ruang kelas kini lebih terang, berventilasi baik, dan lapang. Kondisi ini tentu membantu peserta didik lebih fokus dan berkonsentrasi,” ujar Iksan.
Baca Juga: PT IMIP Perkuat Edukasi dan Deteksi Dini untuk Cegah Penularan HIV-AIDS di Bahodopi
Ia menegaskan bahwa sektor pendidikan merupakan pilar utama dalam pembangunan sumber daya manusia, sehingga kolaborasi pemerintah dan perusahaan menjadi langkah strategis untuk mempercepat kemajuan daerah.
Revitalisasi SDN Kurisa meliputi pembangunan 12 ruang kelas baru, kantor kepala sekolah, perpustakaan, ruang UKS, fasilitas kamar mandi, serta penyediaan 180 unit meja belajar dan 12 papan tulis.
Perwakilan Manajemen PT IMIP, Thomas Deny Bintoro, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat yang telah memberikan dukungan terhadap realisasi program tersebut.
“Kami ingin memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar kawasan industri, terutama di sektor pendidikan. Revitalisasi SDN Kurisa merupakan langkah strategis untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih representatif dan layak bagi anak-anak kita,” ujar Thomas. (*)