pendidikan

Khutbah Jumat 14 November 2025 Tema Detik-Detik Menghadapi Sakaratul Maut yang Sangat Berat

Rabu, 12 November 2025 | 18:23 WIB
Materi khutbah jumat tema kamatian

Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya (QS Al-An‘am [6]: 93).

Hadirin jamaah shalat yang dirahmati Allah, Beratnya kematian juga tergambar dari perbincangan singkat antara Sayidina ‘Umar ibn Al-Khathab dengan Ka‘ab. Pria yang pernah menjabat sebagai khalifah kedua itu bertanya, “Wahai Ka‘b, sampaikanlah kepadaku tentang kematian.”

Ia menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, maut itu bagaikan sebuah pohon yang banyak durinya dimasukkan ke dalam perut ibnu Adam. Setiap duri memegang satu urat darinya. Kemudian ditarik sekaligus oleh seorang laki-laki yang sangat kuat. Maka terputuslah semua urat yang menyangkut pada duri. Tertinggallah urat-urat yang tersisa.”

Kemudian, saat menghadapi sakaratul maut ‘Amr ibn Al-‘Ash pernah ditanya oleh putranya tentang gambaran kematian. Ia menjawab, “Demi Allah, dua sisi tubuhku seakan-akan berada dalam himpitan. Nafasku seakan-akan keluar dari lubang jarum. Dan sebuah dahan berduri ditarik sekaligus dari ujung telapak kaki hingga ujung kepalaku.”

Bahkan, beratnya kematian juga dirasakan oleh para nabi. Hanya saja menurut Imam Qurthubi, bagi mereka beratnya kematian memiliki dua keistimewaan. Keistimewaan pertama adalah menyempurnakan keutamaan mereka dan mengangkat derajat mereka.

Dan beratnya kematian mereka bukan berarti sebuah kekurangan atau celaan. Sebab, manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang di bawah mereka.

Keistimewaan kedua adalah memberi tahu makhluk atau umat akan beratnya kematian. Mereka mungkin mengira bahwa kematian itu ringan.

Namun, jika beratnya kematian disampaikan oleh para nabi, mereka sendiri merasakannya, padahal mereka adalah orang-orang mulia di sisi Allah, barulah umat akan memahaminya. Hanya saja kematian para nabi dan umatnya ada perbedaan. Kematian para nabi tidak terjadi sebelum diberikan tawaran atau pilihan (Lihat: Jami'ul ‘Ulum wal-Hikam, karya Imam al-Qurthubi, jilid 38, halaman 32).

Hadirin jamaah shalat yang dirahmati Allah,

Ada sebuah kabar gembira bagi orang-orang mukmin. Sebab, kematian mereka disaksikan dan disambut para malaikat yang bersiap akan membawa ruhnya dalam secarik kain sutera dari surga yang berisi minyak misik paling wangi. Selain itu, sakaratul maut pun terasa seperti ditariknya sehelai rambut dari adonan tepung atau seperti air yang mengalir dari lubang botol.

Disebutkan dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda," Ketika seorang hamba sudah sampai ajalnya, ia akan didatangi para malaikat dari langit.

Mereka datang dalam rupa terbaik dan akan menempati sebuah tempat tertentu, seraya mengenakan pakaian yang terbaik pula. Wajah mereka putih berseri-seri, seakan-akan mentari yang tengah bersinar.

Di tangan mereka terdapat kain kafan dari surga untuk membungkus ruh sang hamba, lengkap dengan minyak wanginya yang akan mengharumkan ruh sang hamba. Tampak terlihat mereka duduk sejauh mata memandang, sementara orang-orang di sekitar mereka sama sekali tidak melihat apa-apa.

Tak lama berselang, datanglah malaikat maut dan duduk dekat kepala sang hamba. Dia berkata kepada ruh si hamba:

يا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلى رَبِّكِ راضِيَةً مَرْضِيَّةً

Halaman:

Tags

Terkini