pendidikan

Materi Khutbah Jumat Terbaru Tema Ujian Hidup Berupa Kenikmatan dan Kesulitan Hadapi Dengan Berserah Diri Kepada Allah

Kamis, 6 November 2025 | 08:14 WIB
Materi khutbah jumat ujian hidup (Foto: Ist)

Artinya, “Ayat ini mencakup setiap perkara yang pada awalnya disukai seseorang, namun ternyata berakhir buruk baginya; dan setiap perkara yang pada awalnya dibenci seseorang, namun ternyata berakhir baik baginya. Hal ini karena kita tidak mengetahui akibat dan penutup dari segala perkara. Maka hendaklah diketahui bahwa tidak ada sedikit pun urusan yang berada dalam kendali kita. Adapun firman Allah: “Dan Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui” bermakna: Allah mengetahui apa yang baik bagi kalian pada akhirnya, meskipun tampak buruk bagi kalian, sedangkan kalian tidak mengetahuinya.”

Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh

Barang siapa yang merenungkan dua ayat di awal khutbah ini, maka sepantasnyalah ia ridha kepada Allah, dalam arti berserah diri kepada-Nya dan meninggalkan sikap penentangan terhadap ketentuan-Nya. Sebab, Allah telah memberitakan bahwa tidak ada satu pun musibah yang terjadi di bumi, dengan segala ragam bentuknya, melainkan telah tertulis di Lauhul Mahfuzh.

Lauhul Mahfūzh berada di atas langit ketujuh, di dalamnya telah ditetapkan segala takdir makhluk hingga hari kiamat. Allah telah menentukan dan menakdirkan segala sesuatu itu “min qabli an nabra’aha” sebelum Ia menciptakan dan mewujudkan manusia; dan “inna dzalika ‘ala Allah yasir”: penetapan takdir itu sama sekali tidaklah sulit bagi Allah, karena sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang mampu melemahkan-Nya.

Kemudian Allah menjelaskan alasan dan hikmah dari ketetapan-Nya dengan firman-Nya:

لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٍ

Artinya: “Agar kalian tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kalian, dan tidak pula terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid: 23) Maksudnya, Allah memberitahukan kepada kita bahwa segala sesuatu telah ditentukan dan ditetapkan oleh-Nya supaya kita tidak larut dalam kesedihan yang berlebihan hingga menyeret kita kepada sikap tidak ridha terhadap Allah karena kehilangan sebagian urusan dunia; dan supaya kita juga tidak bergembira dengan kegembiraan orang yang sombong, yakni orang yang merasa dirinya lebih tinggi dari manusia lain hanya karena memperoleh sebagian harta benda dunia.

Karenanya, barang siapa yang mengetahui bahwa segala sesuatu telah ditetapkan dan ditentukan oleh Allah, dan tidak ada yang dapat menolaknya, niscaya berkuranglah kesedihannya atas apa yang luput dari dunia, dan sedikit pula kegembiraannya terhadap apa yang akan datang dari perhiasan dunia. Sebab, orang yang yakin bahwa apa yang ada padanya pasti akan hilang—karena segala yang ada di dunia pada akhirnya akan sirna—dan ia juga yakin bahwa rezeki yang Allah tetapkan untuknya pasti akan sampai kepadanya, tidak akan luput sedikit pun, maka ia tidak akan berlebihan dalam berduka ketika kehilangan sesuatu, dan tidak akan sombong ketika memperoleh nikmat. Ia pun sadar bahwa musibah yang Allah palingkan darinya jauh lebih besar dan lebih banyak daripada musibah yang Allah timpakan kepadanya di dunia.

Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Ta‘ala:

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar.” (QS al-Baqarah: 155).

Perhatikanlah, Allah berfirman “dengan sedikit” dan tidak mengatakan “dengan seluruh rasa takut dan lapar”. Ini menunjukkan bahwa setiap musibah yang menimpa seorang mukmin, betapapun besar, sesungguhnya masih kecil bila dibandingkan dengan apa yang sebenarnya bisa menimpanya, namun Allah palingkan musibah-musibah itu dengan rahmat-Nya.

Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh

Barang siapa yang mengingat manisnya buah kesabaran, pahala besar yang akan ia terima, dan setiap cobaan pasti akan sirna, serta meyakini bahwa Allah tidak menciptakan dan menghendaki sesuatu kecuali pasti ada hikmahnya, maka akan ringanlah baginya segala urusan. Ia pun hidup dengan hati yang tenteram, tidak tertipu oleh kelapangan, dan tidak berkeluh kesah ketika ditimpa cobaan.

Ketika kita melihat dunia ini silih berganti dalam berbagai keadaan, tidak pernah tetap bagi siapa pun, maka orang yang berakal cerdas adalah yang menjalani hidupnya dengan sabar, berserah diri dan bersyukur kepada Allah Ta‘ala, agar kesudahannya adalah keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dikatakan dalam bait-bait syair:

Halaman:

Tags

Terkini