METRO SULTENG-Berikut ini adalah naskah khutbah jumat terbaik bulan November 2025, temanya sangat relevan dengan situasi zaman saat ini dimana kehidupan manusia dipenuhi dengan berbagai ujian dan perubahan yang tak menentu.
Kesenangan duniawi, musibah, serta kesulitan hidup mewarnai jalannya kehidupan. Banyak yang menjadi sombong ketika mendapat kenikmatan. Padahal, ketenangan sejati hanya akan diraih oleh mereka yang mampu berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah Swt.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، اَلْعَزِيْزِ الْمَنَّانِ، الَّذِي كَتَبَ الْمَقَادِيْرَ وَأَحْكَمَهَا، وَخَلَقَ الْمَخْلُوْقَاتِ وَدَبَّرَهَا، لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُوْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلَهَا يَوْمَ يَقوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ، صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْـمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَظِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ، لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٍ
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allâh swt, satu-satunya Tuhan yang wajib dan berhak disembah, Pencipta segala sesuatu, yang menakdirkan terjadinya segala sesuatu, Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu, yang tidak membutuhkan kepada tempat dan arah serta Mahasuci dari bentuk dan ukuran.
Hadirin jamaah shalat Jum’at rahimakumullâh
Betapa banyak manusia di kehidupan dunia ini menghadapi berbagai musibah dan ujian yang menggelisahkan pikiran, mengeruhkan ketenangan jiwa, bahkan terkadang mengguncang hati. Betapa banyak orang yang karena musibah itu menjadi bingung, tidak tahu harus berbuat apa, atau bahkan sampai menyebabkan kondisi kesehatan mereka memburuk. Hingga sebagian dari mereka dilanda penyakit, digerogoti kelemahan, lalu hidup dalam kesedihan dan nestapa, tidak tenang hatinya dan tidak tenteram jiwanya. Ia bangun pagi dan tidur malam dalam keadaan murung, gelisah, dan kehilangan arah.
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh
Inilah yang terjadi pada banyak orang di zaman kita sekarang. Seseorang biasanya hanya bergembira ketika memperoleh nikmat, merasa tenang saat hidup dalam kelapangan, lalu bersedih dan gelisah ketika ditimpa kesusahan. Padahal, orang yang benar-benar berakal cerdas adalah yang mampu melahirkan syukur dalam kegembiraannya, dan menghadirkan sabar dalam kesedihannya.
Sesungguhnya yang tercela dari kesedihan adalah keluh kesah yang menafikan kesabaran, dan yang tercela dari kegembiraan adalah kesombongan yang melalaikan dari syukur kepada Allah Ta‘ala. Betapa banyak orang yang karena musibah justru berani mencela Tuhannya, hingga keluar dari agama. Dan betapa banyak pula orang yang karena nikmat justru bergembira secara berlebihan, hingga terjerumus ke dalam perkara yang diharamkan Allah. Kedua sikap ini sama-sama buruk dan tidak dapat dibenarkan.
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh
Hikmah yang benar menuntut kita untuk berserah diri kepada Allah Ta‘ala dan bertawakal kepada-Nya. Sebab tidak ada yang dapat menolak kehendak Allah Yang Maha Agung. Dan ingat bahwa tidak semua yang diinginkan manusia dapat tercapai. Allah Ta‘ala berfirman:
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.” (QS at-Taubah: 51)