METRO SULTENG-Harus diakui bahwa bangsa ini mengalami krisis kepemimpinan, hampir setiap saat kita lihat lewat media pemimpin yang arogan, sombong dan mengutamakan kekayaan pribadi, keluarga dan kelompoknya. Dan hampir semua pemimpin dari level daerah penuh dengan kekayaan.
Harusnya kita sebagai bangsa dengan mayoriyas islam malu, karena beberapa pemimpin level daerah adalah orang-orang islam sendiri. Karena mereka memimpin tidak memegang nilai-nilai Islam tapi nilai-nilai liberalisme dan kapitalisme.
Sehingga saat ini jarang melihat pemimpin yang penuh empati, kepedulian, dan melayani rakyat sepenuh hati yang memiliki visi dan misi yang jelas.
Kepemimpinan dalam Islam berdiri diatas quran dan sunnah menegakan keadilan, melahirkam masyarat yang damai, dan sejahtera, memimpin dengan hati dan jiwa, akan mampu membawa masyarakat ke arah yang lebih baik sebagaimana diajarkan oleh nabi Muhammad SAW.
Berikut materi khutbah Jumat tema kepemimpinan dalam islam
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ شَهَادَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُوقِنِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِينُ، أَدَّى الرِّسَالَةَ وَبَلَّغَ الْأَمَانَةَ، فَكَانَ مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللّٰهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّ الْهُدَى وَالرَّحْمَةِ، الْمَبْعُوثِ بِالْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ، خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَإِمَامِ الْمُرْشِدِيْنَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. صَدَقَ اللّٰهُ العَظِيْمُ.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Dari atas mimbar yang mulia ini, khatib berwasiat kepada seluruh hadirin sekalian khususnya untuk diri khatib pribadi, mari bersama-sama kita jaga dan tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala, dengan istiqamah menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya. Allah Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖۖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَّالِدِهٖ شَيْـًٔاۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ
Artinya: "Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah akan hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat membela anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) membela bapaknya sedikit pun!
Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kamu diperdaya oleh kehidupan dunia dan jangan sampai karena (kebaikan-kebaikan) Allah kamu diperdaya oleh penipu." (QS. Luqman. Ayat 33)
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Baginda Nabi Muhammad SAW adalah teladan dalam setiap sisi kehidupan, baik bagi yang kaya maupun miskin, bagi mereka yang memiliki jabatan maupun yang tidak memilikinya.
Beliau adalah pemimpin yang luar biasa dalam sejarah umat manusia. Kepemimpinan beliau bukan hanya ditandai dengan kebijaksanaan dan keadilan, tetapi juga dengan kasih sayang dan empati yang begitu dalam.
Salah satu bukti nyata dari sikap beliau adalah sebuah doa yang bahkan umatnya sendiri merasa berat untuk mengucapkannya. Doa itu sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah: