METRO SULTENG-Kita telah memasuki 1 Rabiul Awal 1447 Hijriyah pada Senin, 25 Agustus 2025. Ini adalah bulan kelahiran Nabi Muhammas SAW. Sebagai umat Muslim, sudah seyogianya kita semua untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah saw. Pada Rabiul Awal ini merupakan momentum yang tepat untuk mengingat dan mengenang kembali akhlak terpuji dan budi baik Rasulullah tersebut, berikut materi khutbah jumat bertepatan dengan bulan rabiul awal.
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Alhamdulillah ungkapan syukur pada Allah, yang telah memberikan kita kesehatan dan juga kesempatan hingga bisa melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad saw, yang telah membimbing kita semua dari alam kejahilan, menuju cahaya Islam.
Sebagai khatib, memiliki tanggung jawab untuk mengajak jamaah untuk meningkatkan iman dan takwa. Iman dan takwa adalah dua hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam menghadapi dunia yang penuh tipu daya. Dengan iman dan takwa, manusia akan memiliki pedoman hidup yang benar dan akan terhindar dari kebejatan dunia.
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Bulan Rabiul Awal adalah bulan yang sangat mulia, di mana Rasulullah saw dilahirkan, tepatnya 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi, di Kota Makkah. Beliau adalah manusia yang sangat mulia dan penuh keagungan. Nabi Muhammad saw adalah teladan terbaik bagi umat manusia. Beliau memiliki akhlak yang paling mulia, sehingga Allah swt menyebutnya sebagai uswah hasanah (teladan yang baik). Dalam Al-Qur'an, Allah swt berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah (QS. Al-Ahzab: 21).
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Menurut Imam Qurthubi dalam kitab Tafsir al-Jami' li Ahkam Al-Qur'an menyebutkan bahwa makna “uswah” dalam ayat tersebut adalah panutan. Artinya, Nabi Muhammad adalah sosok teladan, yang tingkah lakunya jadi tempat bersandar.
Maka, Rasulullah diikuti dalam semua perbuatannya dan menjadi tempat bersandar dalam semua keadaannya. Nabi Muhammad adalah sosok yang diteladani dalam keikhlasan; wajah beliau dilukai, lengannya patah, pamannya Hamzah dibunuh, perutnya lapar, dan beliau tidak ditemukan kecuali dalam keadaan sabar dan ikhlas, serta bersyukur dan ridha.
Lebih lanjut, saat beliau disakiti, Nabi tidak ada keinginan untuk membalas tindakan tersebut. Misalnya, saat diusir dari Makkah, Nabi Muhammad tidak membalas dengan kekerasan. Nabi justru berhijrah ke Madinah dan mendirikan peradaban Islam yang damai dan adil.
Demikian juga ketika dilempari oleh penduduk Thaif dengan batu sehingga berdarah pelipis matanya, Nabi Muhammad tidak membalas dengan makian atau lemparan batu. Nabi Muhammad, kata Imam Qurthubi, justru berdoa agar yang menyakitinya mendapatkan hidayah dan kebaikan dari Allah.