pendidikan

Khutbah Jumat 8 Agustus 2025 Tema Mengkhidmati Hari Kemerdekaan Indonesia, Bagaimana Nabi Juga Pejuang Kemerdekaan Umat Manusia dari Perbudakan

Rabu, 6 Agustus 2025 | 18:32 WIB
Kemerdekaan RI

Bahkan kesunnahan memerdekakan budak di sini dengan harapan sebagai penebus dosa atas kezaliman yang dilakukan sang tuan. Artinya, melakukan penyiksaan kepada budak itu perbuatan zalim. Dan agama Islam mengajarkan agar kita menjauhi beragam perbuatan zalim.

Bila menyiksa budak dikategorikan perbuatan zalim, lantas bagaimana bila dilakukan kepada orang merdeka sebagaimana perbuatan para kolonial?

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Dalam pandangan Islam, kolonialisme dan imperialisme merupakan kezaliman. Maka menghindari kezaliman dengan menjadi merdeka merupakan sebuah anjuran.

Dalam Islam sendiri, manusia merdeka memiliki segudang kelebihan dibandingkan manusia yang berada di bawah kekuasaan manusia yang lain. Dengan merdeka maka seseorang memiliki kebebasan dan hak penuh untuk mengendalikan dirinya sendiri.

Nabi Muhammad sendiri menyadari kalau sistem perbudakan merupakan bentuk penjajahan dan bertentangan dengan fitrah manusia. Namun Nabi tidak langsung menghapus sistem tersebut begitu saja sebab kondisi yang tidak memungkinkan.

Makanya beliau menggunakan strategi yang sangat halus yang tidak disadari banyak pihak, yaitu sebagaimana cara-cara yang telah disebutkan sebelumnya. Keinginan dan anjuran Nabi untuk menjadi manusia merdeka mendapat dukungan dari ayat al-Quran yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. al-Hujurat: 13).

Ayat tersebut mempertegas posisi manusia di hadapan Allah yang setara semuanya, hanya yang paling bertakwalah yang paling tinggi derajatnya. Dengan demikian, dalam konteks kemerdekaan dan penjajahan, seyogyanya manusia itu tidak boleh ada yang merasa lebih di antara yang lain.

Para kolonial melakukan penjajahan karena merasa lebih tinggi, lebih mulia, dan lebih berkuasa atas orang-orang yang dijajah.

Perasaan-perasaan semacam itulah yang memicu untuk menguasai atas yang lain, sehingga merasa pantas mengendalikan bahkan menyiksa yang lain. Maka dari itu, sudah sepatutnya setiap individu, golongan suku dan bangsa mengambil hak kemerdekaannya, melepaskan diri dari genggaman orang lain.

Begitulah kiranya yang menjadi api bagi para pahlawan dan pendiri bangsa ini agar Indonesia dapat berdikari; berdiri di atas kaki sendiri. Maka kita selaku generasi penerus mempunyai tanggung jawab untuk merawat kemerdekaan ini.

Merdeka dalam berbagai sektor: fisik, teritorial, ekonomi, budaya serta pemikiran. Warisan kemerdekaan ini pada hakikatnya amanah dari pendahulu kita, sehingga semoga kita dapat menjaga amanah ini dengan baik.

‎بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Halaman:

Tags

Terkini