METRO SULTENG-Saat dunia bergulat dengan berbagai titik panas geopolitik — mulai dari dampak serangan di Iran dan terhentinya perundingan Ukraina-Rusia hingga meletusnya pertempuran tak terduga antara Thailand dan Kamboja — mudah untuk melupakan kawasan lain di mana ketegangan diam-diam meningkat: Arktik.
Minggu ini, tiga peristiwa menggarisbawahi meningkatnya signifikansi strategis kawasan tersebut dan potensinya untuk menjadi titik panas ketidakstabilan global di masa depan.
Pertama, dilaporkan bahwa sinyal GPS yang digunakan oleh pesawat komersial dan sipil, termasuk helikopter SAR, diganggu dan dipalsukan di dekat kepulauan Svalbard, Norwegia. Meskipun Svalbard diberikan kepada Norwegia berdasarkan perjanjian tahun 1920-an setelah Perang Dunia I, wilayah tersebut tetap menjadi garis patahan geopolitik antara Norwegia dan Rusia.
Insiden gangguan elektronik di wilayah tersebut telah meningkat drastis sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 dan memburuknya hubungan antara Moskow dan Barat.
Baca Juga: Stabilitas Timur Tengah Menanti Diplomasi Indonesia
Kedua, Angkatan Laut Rusia sedang melakukan latihan maritim besar-besaran di Samudra Arktik. Pihak berwenang telah menetapkan wilayah yang luas, kira-kira seluas Uni Emirat Arab, sebagai wilayah yang tidak aman untuk aktivitas sipil. Zona latihan tersebut terletak di wilayah maritim yang pernah disengketakan dengan Norwegia, sehingga waktu dan lokasi latihan tersebut menjadi sangat provokatif.
Ketiga, Presiden Rusia Vladimir Putin secara pribadi menghadiri peluncuran kapal selam baru bertenaga nuklir dan bersenjata. Dalam beberapa tahun terakhir, kapal selam baru semacam itu telah dikirim ke Armada Pasifik Rusia. Keputusan Rusia untuk mengirimkan kapal selam ini ke Armada Utara menggarisbawahi pentingnya strategis yang terus diberikan Moskow terhadap kawasan Arktik.
- "Meskipun jarang penduduknya, wilayah Arktik kaya akan sumber daya" Luke Coffey
Tidak mengherankan jika Arktik terus menarik minat. Meskipun jarang penduduknya, kawasan ini kaya akan sumber daya. Perkiraan menunjukkan bahwa terdapat cadangan minyak, gas, dan mineral tanah jarang yang belum dimanfaatkan dalam jumlah besar di wilayah ini.
Arktik juga merupakan rumah bagi stok ikan yang vital, krusial bagi ketahanan pangan global. Seiring Arktik terus menghangat—mencair lebih cepat setiap musim panas—rute pelayaran baru menjadi semakin memungkinkan. Jalur-jalur baru ini dapat membentuk kembali perdagangan global dengan memperpendek perjalanan laut antara Eropa dan Asia, melewati titik-titik sempit seperti Terusan Suez dan Tanjung Harapan.
Namun, aksesibilitas baru ini juga meningkatkan risiko persaingan dan konflik. Saat ini, delapan negara Arktik terpecah tajam di sepanjang garis patahan tradisional Timur-Barat. Tujuh di antaranya — Kanada, Denmark (melalui Greenland), Finlandia, Islandia, Norwegia, Swedia, dan AS — kini berada di bawah payung NATO. Rusia, negara Arktik terbesar, terisolasi oleh tindakannya sendiri.
Baca Juga: Militer Kamboja Kerahkan Puluhan Tank Siap Beri Serang Balasan ke Thailand
Invasinya ke Ukraina memecah kerja sama di forum multilateral seperti Dewan Arktik, yang sebelumnya memungkinkan kolaborasi dalam menghadapi tantangan bersama, termasuk perlindungan lingkungan, penanggulangan tumpahan minyak, serta pencarian dan penyelamatan.
Sejak kembali ke Gedung Putih, Presiden Donald Trump telah kembali mengangkat isu keamanan Arktik ke dalam perbincangan global — terkadang dengan cara yang berani, seperti usulannya yang kontroversial agar AS mencaplok Greenland, wilayah Denmark yang strategis di lepas pantai Amerika Utara.
Dorongannya agar sekutu-sekutu Eropa berinvestasi lebih banyak dalam pertahanan mereka sendiri juga berdampak pada Arktik. Kanada, Norwegia, dan Denmark telah berjanji untuk meningkatkan anggaran untuk kapabilitas Arktik. Bahkan negara-negara anggota NATO non-Arktik seperti Inggris telah mengembangkan strategi Arktik dan secara rutin berpartisipasi dalam latihan militer di kawasan tersebut.
Bagi Rusia, Arktik bukan hanya strategis, tetapi juga eksistensial. Kawasan ini memiliki resonansi geografis, historis, dan budaya yang mendalam bagi rakyat Rusia. Terlepas dari tantangan ekonomi, Moskow terus memperluas jejak Arktiknya, membuka kembali pangkalan militer era Soviet dan membangun pangkalan-pangkalan baru. Moskow juga berinvestasi dalam kapal pemecah es bertenaga nuklir, sistem pertahanan pesisir, dan unit militer khusus Arktik.