METRO SULTENG-Kita telah smmemasuki bulan Dzulhijjah 1446 atau sejak Rabu 28 Mei 2025. Ini adalah bulan yang mulia dalam Islam, sehingga kita dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah dan mendapatkan pahala berlipat.
Salah keistimewaan Dzulhijjah adalah kita akan merayakan Idul Adha yang juga dikenal dengan nama Lebaran Haji, atau Hari Raya Kurban. Begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya. Berikut khutbah jumat dengan tema kemuliaan 10 hari pertama bulan
Dzulhijjah.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر:
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Hadirin yang berbahagia.
Saat ini, kita berada pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah 1446, hari-hari yang dicintai dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Tahun ini, tanggal satu Dzulhijjah jatuh pada hari Rabu, 28 Juni 2025.
Pada hari Jum’at ini, berarti kita berada pada hari ketiga Dzulhijjah. Pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, kita sangat dianjurkan untuk melakukan dan memperbanyak amal-amal kebaikan. Amal-amal kebaikan yang dilakukan di dalamnya, dilipatgandakan pahalanya oleh Allah ta’ala. Marilah kita isi hari-hari yang mulia ini dengan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah ta’ala.
Di antaranya, puasa mulai hari pertama sampai hari kesembilan, terutama puasa pada hari kesembilan yang disebut dengan puasa Arafah, berbakti kepada kedua orang tua, memperbanyak silaturahim kepada sanak saudara, ziarah kubur, bertobat dari semua dosa, lebih giat lagi menghadiri majelis-majelis ilmu, dan memperbanyak membaca al-Qur’an.
Kemudian juga memperbanyak zikir, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil, memperbanyak doa, memperbanyak shalat-shalat sunnah, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.
Hadirin rahimakumullah.
Begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya: وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر: 1-3)
Artinya: Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah, demi hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya Kurban (QS al-Fajr: 1-3).
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ أيّامٍ الْعَمَلُ الصّالِحُ فيهَا أحَبُّ إلَى الله مِنْ هَذِهِ الأيّامِ يَعْني أيّامَ الْعَشْرِ قالُوا: يَا رَسُولَ الله وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله؟ قالَ وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله إلاّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ (رواه البخاري وأحمد والترمذي وأبو دود وابن ماجه