pendidikan

Khutbah Jumat Terbaru Tema Intiqomah Menjaga Ketakwaan Setelah Ramadhan

Kamis, 10 April 2025 | 15:50 WIB
Zikir menghilangkan kegelisahan

Oleh karena itu, kita harus menjadikan iman dan takwa sebagai jalan hidup agar dapat meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Namun, iman manusia laksana lautan, yang terkadang mengalami pasang surut karena keadaan.

Terkadang karena ketaatan, yang telah kita kerjakan menyebabkan iman bertambah kuat dan sebaliknya karena seringnya kita berbuat maksiat, iman kita menjadi menurun. Seperti yang termaktub dalam beberapa bait syair dari Imam Ibrahim Al-Laqqani dalam kitab Jauharatut Tauhid yang menerangkan hal tersebut.

وَرُجِّحَـتْ

: زيَـادَةُ اْلإِيمَـانِ # بِمَـا تَزِيـدُ طَـاعَـةُ اْلإِنْـسَـانِ وَنَقَصُهُ بِنَقْصهَـا. وَقِيـلَ: لاَ #وَقِيـلَ لاَ. خُلْـفَ كَـذَا قَـدْ نُقـلاَ

Artinya, “Diunggulkan (pendapat) bertambahnya iman sebab bertambahnya ketaatan manusia. Kurangnya iman sebab kurangnya ketaatan, ada yang mengatakan tidak (demikian) dan ada juga yang mengatakan tidak ada khilaf, begitulah dinukil.”

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Maka, sebagai sebuah pengingat untuk kita semua. Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kepada kita dalam sebuah hadits, yang relevan untuk sepanjang zaman. Hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma.

اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya, “Bertakwalah kalian di mana pun kalian berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan yang mana itu bisa menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik,” (HR Imam At-Turmudzi).

Dalam penjelasan di dalam Kitab Al Azwadul Musthofawiyah fi Tarjamatil Arbain Nawawiyyah, KH Mustofa Bisri menerangkan saat itu Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada Sahabat Abu Dzar yang saat itu tinggal di Ghifar, jauh dari Makkah, untuk senantiasa bertakwa kepada Allah. Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Maka, kita dapat memaknai perintah Nabi tersebut, dalam konteks setelah bulan Ramadhan, agar kita juga dapat menjaga ketakwaan kita, di manapun kita berada. Baik di rumah maupun di luar rumah. Di kampung halaman ataupun di tempat perantauan. Saat sendiri ataupun ketika berkumpul dengan orang lain.

Pun saat Ramadhan atau di luar bulan selainnya. Kemudian, pesan kedua Nabi di dalam hadits tersebut, yakni agar kita senantiasa memperbanyak kebaikan.

Harapannya adalah dengan kebaikan tersebut, akan menghapus keburukan-keburukan yang telah kita lakukan. Tentu, upaya ini juga perlu dibarengi dengan kita menghindari atau tidak melakukan keburukan.

Maka, di momen setelah Ramadhan, tetaplah untuk senantiasa melakukan banyak kebaikan. Dalam lanjutan penjelasan Kiai Bisri, kebaikan yang dimaksud yakni menjalankan shalat lima waktu seperti halnya firman Allah SWT dalam Al-Qur'an.

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِۗ اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ

Halaman:

Tags

Terkini