pendidikan

Khutbah Jumat 31 Mei 2024 Tema Motovasi dan Niatkan Diri Berhaji

Kamis, 30 Mei 2024 | 06:07 WIB
Ditjen PHU Kemenag akan menggelar seleksi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2024, di Desember 2023 (foto : ilustrasi)

Jika Rukun Islam lainnya dapat dilaksanakan di daerah manapun, ibadah haji hanya bisa dilakukan di daerah khusus yakni Kota Suci Makkah. Sehingga butuh perjuangan dan kemampuan untuk pergi ke sana.

Terkait ibadah haji ini, Allah pun memberikan catatan khusus hanya bagi yang mampu saja, mampu biaya, mampu kesehatan, mampu kesempatan, dan kemampuan-kemampuan lainnya. Allah swt berfirman:

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا


Artinya: “(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu109) mengadakan perjalanan ke sana.” (QS Ali Imran: 97)

Namun, Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Syariat keringanan ibadah haji bagi yang mampu saja ini tidak berarti mengendurkan semangat kita untuk bisa pergi ke Baitullah. Kita harus memiliki tekad, motivasi, dan semangat untuk bisa pergi haji, terlebih bagi mereka yang memiliki kesempatan dan juga kemampuan moril dan materiil. Jangan sampai kita mengingkari perintah ibadah haji karena Allah telah mengingatkan di sambungan ayat QS Ali Imran: 97:

وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: “Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.” Untuk menguatkan tekad dan motivasi bisa berhaji, kita bisa belajar dari inspirasi 4 yang membentuk kata ‘Haji’.

Huruf pertama adalah H yang bisa kita maknai sebagai Himmah (cita-cita). Cita-cita inilah akan memunculkan semangat dan optimisme bahwa kita pasti mampu untuk bisa pergi haji. Ketika kita memiliki semangat, maka apapun yang kita lakukan akan terasa ringan dan mudah.

Akan berbeda ketika kita melakukan sesuatu tanpa adanya semangat. Pekerjaan yang ringan dan mudah pun akan terasa berat. Yang kedua adalah huruf A yang bisa kita maknai sebagai Azzam (tekad bulat). Azzam penting juga untuk memotivasi kita fokus pada target yang kita canangkan. Ibadah haji yang merupakan ibadah yang berat harus kita azzamkan dalam diri kita.

Azzam ini dimulai dari niat yang diwujudkan dengan melakukan pendaftaran haji. Jangan hanya niat-niat saja dan pasrah menunggu panggilan. Kepasrahan atau tawakal dilakukan setelah azzam yang kuat dalam diri kita. Allah berfirman:

فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Artinya: “Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS Ali Imran: 159)

Huruf selanjutnya adalah J yang bisa kita maknai Jihad (Berusaha dengan sungguh-sungguh). Setelah kita memiliki Himmah (cita-cita), Azzam (tekad bulat), maka kita harus berjihad, berusaha secara maksimal. Usaha yang dilakukan adalah dengan ikhtiar melakukan upaya seperti bekerja, menabung, menjaga kesehatan, dan usaha-usaha lain agar kita benar-benar bisa menjalankan ibadah haji.

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Setelah kita memiliki tiga hal yakni Himmah, Azzam, dan Jihad maka Insyaallah kita akan diberikan kesempatan oleh Allah untuk menjadi muslim yang sempurna dengan meraih inspirasi huruf terakhir dari ‘Haji’ yakni huruf I yang bisa dimaknai sebagai Islam.
Dengan berhaji insya Allah keberkahan akan selalu menaungi kita. Dengan berhaji, Islam kita akan sempurna.

Halaman:

Tags

Terkini