pendidikan

Khutbah Jumat Tema Idul Fitri Hari Merayakan Kemenangan

Jumat, 12 April 2024 | 05:33 WIB

METRO SULTENG-Pada hari Rabu kemarin kita telah merayakan hari kemenangan tepatnya pada 1 Syawal 1445 H, sebuah momen istimewa yang menandakan berakhirnya bulan suci Ramadhan. Bulan penuh berkah dan ampunan, bulan penggemblengan untuk meningkatkan ketakwaan dan memperkuat rasa persaudaraan.

Berikut materi Khutbah Jumat dengan tema Idul Fitri Jadi Hari Raya Kemenangan, Fitrah, Takwa, dan Kemanusiaan.

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah

Puji dan syukur pada Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan dan kesehatan, sehingga bisa melaksanakan shalat Jumat berjamaah. Shalawat dan salam pada Rasulullah SAW, yang akan mengantarkan kita pada syafaat kelak.

Selanjutnya, kita diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah. Pasalnya, hanya takwa dan iman yang menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak.

Idul Fitri merupakan momen puncak dari perjuangan kita selama sebulan penuh berpuasa di bulan suci Ramadan. Puasa ini adalah upaya kita untuk kembali kepada fitrah, kesucian asli yang Allah berikan kepada manusia. Semuanya ini bisa kita lakukan berkat bimbingan Allah yang telah menunjukkan jalan dan memberi kesempatan untuk beribadah dengan sungguh-sungguh di bulan Ramadan.

Di balik kemeriahan Idul Fitri, terdapat makna dan hakikat yang mendalam, erat kaitannya dengan ajaran dasar Islam. Bagi kaum beriman, Idul Fitri bukan sekadar perayaan, melainkan peristiwa sentral yang sarat makna.

Ibnu Rajab al-Hanbali, dalam kitab Lataif al-Ma'arif, halaman 277 mengatakan bahwa makna Idul Fitri bukan hanya tentang memakai baju baru, melainkan tentang meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT. Idul Fitri yang sesungguhnya bukan tentang berhias diri dengan pakaian dan kendaraan baru, melainkan tentang mendapatkan ampunan dosa dari Allah SWT.

لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدِ اِنَّـمَا الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيْدُ وَلَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ تَجَمَّلَ بِاللِبَاسِ وَالْمَرْكُوْبِ اِنَّـمَا الْعيْدُ لِمَنْ غَفَرَتْ لَهُ الذُّنُوْبُ

Artinya; “Bukanlah hari raya bagi orang yang memakai baju baru, melainkan hari raya bagi orang yang ketaatannya bertambah. Bukanlah hari raya bagi orang yang bersolek dengan pakaian dan kendaraan, melainkan hari raya bagi orang yang diampuni dosanya.”

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah

Marilah kita renungkan sejenak makna dan hakikat Hari Raya ini. "Idul Fitri" berasal dari dua kata, "Id" yang berarti kembali dan "Fitri" yang berarti suci. Jadi, Idul Fitri dapat diartikan sebagai kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian. Fitrah yang dimaksud dalam Idul Fitri adalah kembali kepada kesucian dan kemurnian diri.


Kesucian merupakan esensi dari Idul Fitri, momen suci bagi umat Islam untuk kembali fitrah. Kesucian ini bukan hanya tentang kebersihan fisik, tetapi juga kesucian jiwa dan hati.

Halaman:

Tags

Terkini