Seolah-olah Allah hendak menegaskan bahwa penyakit hati itu bisa dilatih, dilunakkan, serta dihilangkan dengan cara memperbanyak ibadah pada bulan Ramadhan.
Sebab penyakit hati merupakan faktor paling dasar yang memicu berbagai konflik sosial dan politik yang terjadi selama ini.
Bahkan Imam al-Ghazali juga menegaskan bahwa penyakit hati bisa mengidap kepada siapa saja, termasuk para ulama, pejabat, dan tokoh macam lainnya.
Penyakit hati ini memang tidak memandang bulu dan hanya bisa dihilangkan dengan memperbanyak proses dan latihan.
Oleh karena itu, dengan beragam ibadah dan ganjaran yang dikhususkan hanya bisa diperoleh pada bulan ini, diharapkan dapat meluluhlantakkan penyakit-penyakit hati yang ada di dalam diri kita.
Sesuai makna asalnya, Ramadhan menjadi momentum pembakaran berbagai penyakit hati, dan tentunya termasuk berbagai dosa juga.
Hadirin shalat Jumat yang dimuliakan Allah,
Perlu dipertegas di sini bahwa maksud dosa di sini hanyalah dosa antara hamba dengan Tuhannya. Artinya, dosa yang bisa dibakar atas ibadah-ibadah yang dikerjakan selama Ramadhan hanya terbatas pada dosa kepada Tuhan. Sedangkan dosa kepada sesama manusia maka harus meminta maaf kepada yang bersangkutan. Namun, Nabi Muhammad Saw di dalam sabdanya menyebutkan sebuah ibadah secara spesifik yang dapat menghanguskan dosa-dosa tersebut, yaitu berpuasa.
Di dalam riwayat Bukhari – Muslim disebutkan:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan atas dasar beriman dan mengharapkan pahala maka dosa-dosanya di masa lalu akan diampuni.” Berdasarkan hadits ini cukup jelas kiranya bahwa puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan dapat menghapus dosa-dosa masa lalu seorang hamba.
Dengan syarat, puasa yang dikerjakannya berdasarkan keimanan dan harapan mendapatkan pahala. Jadi puasa Ramadhan yang dikerjakan bukan karena ikut-ikutan lingkungan, atau bahkan tren media sosial. Imam Muslim saat menjelaskan hadits-hadits tentang sebuah ibadah yang secara otomatis dapat menghapus dosa-dosa seseorang menegaskan bahwa dosa-dosa di sini terbatas hanya pada dosa kecil saja, bukan dosa besar.
Sebab bila melakukan dosa besar maka cara melenyapkannya bukan hanya dengan beribadah saja, melainkan harus memohon ampun dan bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Hal ini masuk akal kiranya, sebab setiap kita pasti memiliki dosa kecil, entah sengaja maupun tidak. Maka untuk menghapusnya cukup dengan memperbanyak ibadah yang biasa kita lakukan.
Terlebih lagi bila ibadah tersebut dilakukan pada bulan Ramadhan, maka peluang ampunan yang akan diperoleh menjadi lebih besar. Hadirin shalat Jumat yang dimuliakan Allah,