pendidikan

Inilah 10 Keistimewaan dan Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban

Sabtu, 24 Februari 2024 | 06:36 WIB
Keistimewaan Nisfu Syaban

METRO SULTENG-Malam Nisfu Sya’ban merupakan salah satu waktu yang mulia dan istimewa dalam agama Islam. Nisfu Sya’ban adalah malam pertengahan bulan Sya’ban, yang pada tahun ini jatuh pada Sabtu malam Ahad, 24 Februari 2024.

Pada bulan Sya’ban ini Allah membuka pintu rahmat dan ampunan seluas-luasnya. Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menyatakan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam Nisfu Sya’ban, di antaranya Allah swt akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw: Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah, “Adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni. Adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).

Malam Nisfu Sya’ban ini memiliki banyak nama, dan masing-masing dari nama-nama itu mempunyai makna keutamaan dan kemuliaan tersendiri yang bisa diraih oleh umat Islam.

Dilansir dari NU Online, Al-Hafiz al-Muhaddits Syekh Salim as-Sanhuri dalam salah satu kitabnya menjelaskan bahwa pada malam pertengahan bulan Sya’ban terdapat sepuluh nama agung. Nama-nama tersebut adalah:

Baca Juga: Malam Nisfu Sya’ban Sebagai Malam Penuh Berkah, Berikut Keistimewaan, Sejarah dan Cara Memperingatinya

Pertama, malam yang diberkahi (Mubarakah).

Pada malam pertengahan bulan Sya’ban, Allah memerintahkan para malaikat untuk turun ke langit dunia dan menebar kebaikan pada manusia. Pada malam itu, jarak antara manusia dengan para malaikat sangat dekat. Kedekatan itu menjadi keberkahan tersendiri yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad.

Kedua, malam pembagian takdir (Qismah wa at-Takdir).

Pada malam ini para malaikat turun untuk membagi keberkahan dan kebaikan serta untuk menentukan takdir kepada semua manusia, mulai dari rezeki, jodoh, mulia, hina, pangkat, dan yang lainnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Atha’ bin Yasar, Rasulullah saw bersabda


إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ دُفِعَ إِلَى مَلَكِ الْمَوْتِ صَحِيْفَةً فَيُقَالُ اِقْبِضْ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَنْ فِي هَذِهِ الصَّحِيْفَةِ فَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَغْرَسَ الغُرَّاسَ وَيُنْكِحَ الْأَزْوَاجَ وَيَبْنِي الْبُنْيَانَ وَإِنَّ اسْمَهُ فِي تِلْكَ الصَّحِيْفَةِ وَهُوَ لَا يَدْرِيْ


Artinya: Apabila telah datang malam pertengahan bulan Sya’ban maka diserahkan kepada malaikat maut sebuah catatan. Maka dikatakan, cabutlah pada tahun ini, nama yang ada dalam catatan itu, karena sungguh seorang hamba akan menanam tanaman, akan menikahi wanita, membangun rumah, sedangkan namanya ada dalam catatan itu dan dia tidak tahu.

Dalam riwayat yang lain juga disebutkan bahwa pada malam pertengahan bulan Sya’ban Allah menetapkan beberapa keputusan yang Dia kehendaki, kemudian menyerahkan kepada para pemiliknya pada malam lailatul qadar.

Ketiga, malam penghapusan dosa (at-Takfir).

Alasan di balik penamaan ini adalah karena pada malam tersebut Allah mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya selama satu tahun, terhitung sejak malam tersebut hingga malam pertengahan bulan Sya’ban selanjutnya. Dalam riwayat Ahmad bin Nadlar melalui jalur Sayyidina Mu’ad bin Jabar, Rasulullah bersabda:

Halaman:

Tags

Terkini