pendidikan

Keistimewaan Bulan Rajab Dan Amalan Yang Dilakukan Yang Bisa Menghapus Dosa dan Diterimanya Doa Menurut Imam Baihaqi

Sabtu, 27 Januari 2024 | 04:49 WIB
Berdoa

Pada bulan Ramadan, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Bulan Ramadan juga merupakan bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan berkah. Oleh karena itu, umat Islam sangat berharap untuk dapat bertemu dengan bulan Ramadan dan memanfaatkannya sebaik-baiknya.

3. Melaksanakan Shalat Sunnah

Imam Baihaqi, menjelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, dengan status hadits Hasan, dijelaskan tentang keutamaan malam bulan Rajab.

Pada malam itu, orang yang beramal akan mendapatkan pahala seratus tahun. Amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada malam itu adalah shalat sunnah dua belas rakaat, membaca tasbih, tahmid, takbir, istighfar, shalawat kepada Nabi SAW, dan berdoa.

Shalat sunnah dua belas rakaat ini dikerjakan dengan dua rakaat salam.

Pada setiap rakaat, membaca Al-Fatihah dan satu surat dari Al-Qur'an. Setelah selesai shalat, membaca tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar masing-masing seratus kali.

Kemudian, membaca shalawat kepada Nabi SAW seratus kali, dan berdoa untuk dirinya sendiri apa saja yang dia kehendaki dari urusan dunia dan akhiratnya.

Lebih lanjut, hadits ini juga menyebutkan bahwa jika seseorang melakukan amalan tersebut dan berpuasa pada pagi harinya, maka Allah akan mengabulkan doanya semuanya, kecuali jika dia berdoa untuk melakukan maksiat.

عَنْ أَنَسٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " فِي رَجَبٍ لَيْلَةٌ يُكْتَبُ لِلْعَامِلِ فِيهَا حَسَنَاتُ مِائَةِ سَنَةٍ وَذَلِكَ لِثَلَاثٍ بَقِينَ مِنْ رَجَبٍ فَمَنْ صَلَّى فِيهَا اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ يَقُولُ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيَسْتَغْفِرُ اللَّهَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيَدْعُو لِنَفْسِهِ مَا شَاءَ مِنْ أَمْرِ دُنْيَاهُ وَآخِرَتِهِ، وَيُصْبِحُ صَائِمًا، فَإِنَّ اللَّهَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءَهُ كُلَّهُ إِلَّا أَنْ يَدْعُوَ فِي مَعْصِيَةٍ " حَدِيثٌ حَسَنُ الْإِسْنَادِ فِي مِثْلِ هَذَا

Artinya; "Dari Anas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Di bulan Rajab terdapat satu malam, di mana orang yang beramal di dalamnya akan mendapatkan pahala seratus tahun. Malam itu adalah malam yang tersisa tiga hari dari bulan Rajab. Barang siapa yang shalat dua belas rakaat di malam itu, di setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan satu surat dari Al-Qur'an, kemudian membaca tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar masing-masing seratus kali, serta membaca shalawat kepada Nabi SAW seratus kali, dan berdoa untuk dirinya sendiri apa saja yang dia kehendaki dari urusan dunia dan akhiratnya, dan berpuasa pada pagi harinya, maka Allah akan mengabulkan doanya semuanya, kecuali jika dia berdoa untuk melakukan maksiat."

[Hadits ini dinilai hasan li ghairihi]. Kendati demikian, terkait shalat sunnah rajab [Raghaib], tak bisa dipungkiri, terdapat pro dan kontra terkait pelaksanaannya. Ibnu Hajar al-Haitami, dalam kitab Tabyinul 'Ajab bima Warada fi Fadli Rajab halaman 36 berpendapat bahwa shalat raghaib, serupa dengan shalat sunah 100 rakaat pada malam nisfu Sya'ban, adalah bid'ah (tindakan atau tradisi yang tidak ada dasar dari agama).

Maka, shalat raghaib dihukumi makruh (tidak dianjurkan), baik dikerjakan sendiri maupun berjamaah. Akan tetapi Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin memberikan solusi. Ia mengatakan boleh melakukan shalat sunah biasa tanpa niat khusus sebagai shalat raghaib. Shalat Rajab mengacu pada kebiasaan warga Quds yang rutin melakukan shalat sunah saat masuk bulan Rajab.

Tata cara melakukan shalat 12 rakaat layaknya shalat sunah pada umumnya, yaitu setiap 2 rakaat, maka satu kali salam. Wallahu a'lam.***


Sumber/NU Online/Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Tafsir, Tinggal di Ciputat

 

Halaman:

Tags

Terkini