pendidikan

Khutbah Jumat Terbaik 2024 Tema Keutamaan Memakmurkan Masjid

Kamis, 18 Januari 2024 | 14:01 WIB
Masjid Kubah 99 Makasar

METRO SULTENG-Materi khutbah Jumat ini mengangkat materi tentang sejarah memakmurkan masjid di zaman Rasulullah yang bisa kita jadikan pegangan dalam memakmurkan masjid di era saat ini. Hal ini penting karena masjid merupakan rumah ibadah umat Islam yang mampu dijadikan wahana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan juga ibadah-ibadah sosial lainnya. Berikut naskah Khutbahnya:

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. يَا أَيُهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَن بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي به وجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ له مِثْلَهُ في الجَنَّةِ (متفق عليه)


Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Setelah umat Islam menguasai kota Makkah pada tahun ke delapan hijriyah, kalimat Allah menggema di Masjidil Haram dan di sekitarnya. Kebenaran menggantikan kebatilan dan kebaikan menggantikan keburukan. Kegiatan ibadah dalam Masjidil Haram dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam. Segala bentuk ibadah yang batil yang dilaksanakan kaum musyrik pun dihapuskan.

Pada tahun ke sembilan hijriyah, Nabi saw mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menyampaikan awal surat al-Taubah pada waktu haji akbar. Awal surat al-Taubah itu menyatakan pembatalan perjanjian dengan orang-orang musyrik, karena mereka selalu mengkhianati perjanjian itu.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa setelah selesai perang Badar, al-Abbas adalah termasuk orang yang ditawan oleh umat Islam. Ia mendapatkan ejekan dan cemoohan dari orang-orang Muslim dan menyatakan bahwa dia seorang yang kafir. Al-Abbas menjawab cemoohan orang-orang Muslim dengan pernyataan: Mengapa kamu hanya menyebut-nyebut kejahatan kami saja, dan tidak sedikitpun menyebut kabaikan kami? Sayyidina Ali menjawab pertanyaan Abbas: Apa kebaikan yang kamu lakukan? Abbas menjawab: Kami mengurus dan memakmurkan Masjidil Haram, memelihara Ka’bah dan menyediakan minuman bagi jamaah haji.

Berkaitan dengan pernyataan al-Abbas itu turun ayat untuk membantahnya, yaitu

: مَا كَانَ لِلۡمُشۡرِكِينَ أَن يَعۡمُرُواْ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ شَٰهِدِينَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِم بِٱلۡكُفۡرِۚ أُوْلَٰٓئِكَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ وَفِي ٱلنَّارِ هُمۡ خَٰلِدُونَ

Artinya: "Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka." (QS. al-Taubah, 09:17).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ayat ini menjelaskan bahwa tidak layak bagi kaum musyrikin, memakmurkan Masjidil Haram dan masjid-masjid lainnya. Memakmurkan masjid-masjid Allah itu bertujuan untuk mengesakan dan mengagungkan Allah, serta mentaati-Nya.

Dengan demikian, kegiatan itu hanya layak dilakukan oleh orang-orang yang beriman, bukan oleh orang-orang kafir maupun orang-orang munafik. Yang dimaksud dengan memakmurkan masjid ialah membangunnya, mengurusnya dengan baik, menghidupkannya dengan amal ibadah yang diridhai oleh Allah.

Al-Abbas setelah ditawan oleh umat Islam dalam perang Badar, termasuk orang yang ditebus dan pada perkembangan selanjutnya, ia masuk agama Islam. Orang-orang musyrik Quraisy meskipun mereka pada awalnya memakmurkan masjid, memelihara Ka’bah, dan menyediakan air minum untuk jamaah haji, amal mereka tertolak, karena mereka masih dalam keadaan musyrik.

Allah berfirman:

Halaman:

Tags

Terkini