Opini Oleh : Agnes Amelia Tampubolon/Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
HUBUNGAN antara Iran dan Suriah telah menjadi salah satu aliansi paling menonjol di Kawasan Timur Tengah selama beberapa dekade terakhir. Sama strategis ini didasarkan pada kepentingan geopolitik, ideologis dan ekonomi yang saling terkait, kedua negara telah menjalin hubungan erat yang tidak hanya memengaruhi stabilitas regional, tetapi juga berdampak pada dinamika global.
Kerja sama antara Iran dan Suriah bermula setelah Revolusi Islam di Iran tahun 1979. Ketika banyak negara Arab lainnya mendukung Irak dalam perang Iran-Irak (1980–1988), Suriah, di bawah kepemimpinan Hafez al-Assad, memilih untuk mendukung Iran.
Kedua negara berbagi pandangan yang sama terhadap dominasi Barat di Timur Tengah. Baik Iran maupun Suriah menentang intervensi Amerika Serikat dan negara-negara sekutu Barat dalam urusan kawasan.
Suriah memiliki hubungan tegang dengan Irak yang dipimpin oleh rezim Ba'ath yang berlawanan faksi. Dukungan Suriah terhadap Iran dalam perang Iran-Irak adalah langkah strategis untuk melemahkan posisi Irak di kawasan.
Pijakan Bersama dalam Konflik Palestina-Israel
Iran dan Suriah mendukung perjuangan Palestina melawan Israel. Suriah secara historis terlibat langsung dalam konflik dengan Israel, sementara Iran menjadi pendukung utama kelompok-kelompok perlawanan seperti Hamas dan Hizbullah.
Aliansi ini semakin menguat selama beberapa dekade, terutama setelah naiknya Bashar al-Assad sebagai pemimpin Suriah pada tahun 2000.
Bashar melanjutkan hubungan erat dengan Teheran, memperluas kerja sama di berbagai bidang.
Dimensi Kerja Sama Iran-Suriah
Kerja Sama Politik dan Militer
Iran dan Suriah memiliki tujuan bersama dalam mempertahankan stabilitas rezim masing-masing dan menentang tekanan dari Barat, Israel, dan negara-negara Teluk.
Selama perang saudara Suriah (2011–sekarang), Iran menjadi pendukung utama pemerintahan Bashar al-Assad. Dukungan ini mencakup:Bantuan Militer Langsung: Iran mengirim penasihat militer, senjata, dan sumber daya lainnya untuk membantu pemerintah Suriah melawan kelompok pemberontak dan teroris.
Dukungan Melalui Hizbullah: Iran menggunakan Hizbullah, sekutunya di Lebanon, untuk memberikan dukungan militer tambahan di Suriah.Keberadaan Iran di Suriah juga memberikan keuntungan strategis bagi Iran dalam menghadapi Israel.
Dengan mendukung rezim Assad, Iran dapat memperkuat pengaruhnya di dekat perbatasan Israel, termasuk melalui pembangunan pangkalan militer di Suriah.
Kerja Sama Ekonomi
Iran dan Suriah juga menjalin hubungan ekonomi yang erat. Selama konflik Suriah, Iran memberikan dukungan ekonomi yang signifikan kepada pemerintah Suriah, termasuk Pinjaman dan Bantuan Finansial.
Iran memberikan pinjaman besar kepada Suriah untuk mendukung perekonomian negara tersebut selama perang. Investasi
Infrastruktur: Iran berinvestasi dalam rekonstruksi Suriah, termasuk pembangunan jalan, jaringan listrik, dan infrastruktur lainnya.
Selain itu, kerja sama ekonomi ini memberikan Iran akses ke pasar Suriah dan memperkuat ketergantungan Suriah pada dukungan Iran.
Kerja Sama Ideologis dan Strategis
Hubungan Iran dan Suriah juga didasarkan pada kesamaan ideologis, terutama dalam menentang Israel dan mendukung perjuangan Palestina. Kedua negara ini memandang Israel sebagai ancaman eksistensial, dan kerja sama mereka bertujuan untuk membangun poros perlawanan yang kuat di kawasan.
Selain itu, aliansi ini juga memungkinkan Iran memperluas pengaruhnya di wilayah Timur Tengah melalui "Poros Perlawanan," yang mencakup Iran, Suriah, Hizbullah, dan kelompok-kelompok lainnya.
Dampak Kerja Sama Iran-Suriah