METRO SULTENG-Puasa Ramadhan 1445 H/2024 M tingal menghitung hari. Bagi umat Islam di Indonesia, ziarah kubur orang tua atau kerabat yang sudah meninggal sebelum Ramadhan menjadi tradisi yang dilakukan.
Ziarah kubur atau makam leluhur ataupun orang tua merupakan ritual yang memang dianjurkan dalam ajaran agama Islam.
Ada banyak tujuan mulia di balik anjuran ziarah kubur tersebut. Satu di antaranya mengingatkan kita terhadapnya kematian.
Kapan, di mana, dan dalam keadaan bagaimana kematian itu akan tiba, kita tidak pernah mengetahuinya. Hanya Allah swt yang tahu.
Sebagai Muslim yang baik, tentu harus banyak introspeksi diri terkait amal ibadah yang memang sudah menjadi keharusan dilaksanakan umat manusia, terutama umat Islam.
Karena itu, ziarah kubur hendaknya menjadi sarana dalam memacu kedekatan diri kita kepada Allah dengan meningkatkan kualitas takwa.
Sebagai umat Islam tentu sangat berharap sudah membawa bekal yang cukup bila kematian sudah waktunya menghampiri kita. Kemudian kembali ke sang khaliq atau dzat yang menciptakan manusia.
Ulama telah memberikan rambu-rambu, aturan atau adab ziarah kubur yang mesti diketahui dan perlu dijaga oleh kita bersama. 10 adab ziarah kubur sebagai berikut:
Membacakan doa dan ayat-ayat Al-Qur’an untuk orang yang meninggal dunia
Menjaga perilaku yang baik
Menghadirkan hati dengan harapan dijauhkan dari keburukan-keburukan atau maksiat
Tidak duduk di atas kuburan atau makam
Mengucapkan salam 'Assalamu alaika dara qaumi mu’minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun (semoga kesalamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian)
Mengucapkan salam dengan menyebut nama mayat yang dikenal
Mendatangi mayat yang dikenal dari arah wajahnya