Yan Paul : Kekayaan Tambang di Morowali Utara Melimpah, Rakyat Wajib Ikut Menikmati

photo author
- Jumat, 14 Oktober 2022 | 13:08 WIB
Yan Paul Mbloto (Foto : istimewa)
Yan Paul Mbloto (Foto : istimewa)

METRO SULTENG - Kekayaan Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, di sektor tambang ore (baca: or ) nikel sangat melimpah. Bahkan nama Morowali Utara mengglobal dengan kekayaan alam di bumi Tepo Asa Aroa tersebut. Apalagi, dengan berproduksinya smelter PT GNI di Desa Bunta Kecamatan Petasia Timur.

Meski demikian, seorang aktivis Yan Paul Mbaloto berpendapat lain. Sebab ia melihat kondisi daerah ini cukup miris. Oleh karena itu, ia menduga tidak adanya keseimbangan atau keadilan di tengah masyarakat Morowali Utara, yang kaya akan sumber daya alam (SDA) tambang ini.

"Dibanding dengan Kabupaten Badung, Provinsi Bali, yang notabene tidak memiliki sektor industri tambang, namun PAD-nya triliunan rupiah. Daerah ini hanya mengandalkan PAD dari sektor pariwisata saja. Tapi toh, masyarakat kalangan bawah di kabupaten itu bisa menikmati kebijakan pemerintah daerahnya secara adil dan merata yaitu, listrik gratis. Listrik gratis ini diperuntukkan bagi warga kalangan bawah yang dibayar oleh pemerintah daerahnya, bahkan diberikan kendaraan layanan kesehatan untuk masyarakat atau ambulance mobile 24 jam untuk pelayanan warganya," kata pria yang akrab disapa Is Mbaloto, yang pernah bermukim di Bali kurang lebih 2 tahun lamanya, Jumat (14/10/2022).

Menurut Is Mbaloto, jika diestimasikan investor tambang yang masuk di Kabupaten Morowali Utara, betapa besar investasinya sampai triliunan rupiah. Namun mirisnya, penanganan listrik di daerah yang dijuluki petro dolar ini dinilainya amburadul, bahkan terindikasi diambang krisis.

"Masalah krisis listrik, menurut pendapat saya sederhana. Hanya sistem maupun regulasinya harusnya ditata dengan baik dan transparan. Pemerintah Daerah Morowali Utara, harus mengambil peran sebagai pionir untuk membuat masyarakatnya nyaman menikmati listrik yang stabil. Begitu juga di sektor industri rumahan, bisa hidup sebagai pendukung untuk PAD,"katanya.

"Tetapi yang terjadi saat ini sangat disayangkan. Kekayaan alam tambang yang notabene adalah anugerah Tuhan, disinyalir hanya dinikmati segelintir orang yang hanya mau makan sendiri, dan kenyang sendiri. Sedangkan rakyat Morowali Utara masih banyak susah. Ini diibaratkan hanya jadi penonton di negerinya sendiri," tandas Yan Paul.

Buktinya, sambung Yan Paul, masih ada warga yang tinggal di rumah kumuh di daerah yang dikenal penghasil tambang besar di Sulawesi ini.

"Hentikan perbuatan yang mempertontonkan keserakah dan ketidakadilan di negeri yang kaya mineral tambang ini. Rakyat juga wajib menikmati hasil dari sumber daya alam yang ada di perut bumi Kabupaten Morowali Utara, yang kita cintai ini. Salam Tepo Asa Aroa," pungkas Yan Paul. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rudy A Mairi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X