pemerintahan

Mardigu Ungkap Pengerahan Militer Amerika dan Tiongkok Diarena G20 Bali Bisa Picu Ketegangan

Sabtu, 12 November 2022 | 18:35 WIB
Foto Ilustrasi Kapal Perang

METRO SULTENG-KTT G20 di Bali, Indonesia yang akan berlansung dari tanggal 15 - 16 November 2022 mendatang diwarnai pengerahan militer besar-besaran oleh negara anggota G20 yang hadir.

Mardigu Wowiek pengamat geopolitik global lewat video Youtube yang dikutip Metro Sulteng, Sabtu (12/11/2022) mengungkapkan, belum pernah ada persiapan pertemuan negara-negara tingkat tinggi seperti yang akan dilaksanakan di KTT G20 sebesar saat ini.

Baca Juga: Bossman Mardigu Sebut Santara Jadi Target Untuk Jatuhkan Dirinya: Produk Buzzer Adalah Kebencian

"Bali bisa-bisa jadi puputan, dimana semua pemimpin yang datang bukan hanya membawa delegasi, namun sebelumnya sudah menyiapkan pasukan intelijennya dan membawa pasukan dinegara terdekat terutama Amerika yang membawa pasukan yang lengkap," ungkap pria yang biasa disapa Bossman Mardigu itu.

Sambungnya, apa sih yang sebenarnya terjadi di dunia ini, bukankah dalam keadaan baik-baik saja, bukankah dunia sedang mengurusi ekonomi yang akan resesi, bukankah tidak akan ada lagi pandemi yang akan muncul setiap saat, bukankah tidak akan ada terjadi perang dizaman modern seperti kata pejabatnya.

"Kok malah semua negara memanaskan mesin perangnya, mendekati Indonesia bahkan," tandasnya.

Baca Juga: Sarjana Ekonomi dan Akuntansi Lagi Dibutuhkan PT IMIP, Cek Pendaftaran dan Syaratnya

"Inilah yang mungkin menyebabkan Putin yang menyebabkan enggan datang di acara G20. Inilah yang menyebabkan Tiongkok mengerahkan armadanya diselatan Jawa secara masif, inilah mengapa for of darwin Australia banyak tentara Amerika dan armada kapal B52 yang bisa membawa bom hulu ledak nuklir hadir di Utara Australia."

Dia juga menyinggung mengapa pulau pasir jadi penting bagi Australia, karena armada lautnya bisa ngumpet dan dekat dengan Bali.

Baca Juga: Kapolri Bakar Semangat Anggota Pengamanan KTT G20: Jadikan Ini Kebanggaan dan Kehormatan Kalian

Menurutnya, Amerika terutama Joe Biden (Presiden Amerika Serikat) juga enggan datang jika ada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Apalagi, kata Bossman, jika pada tanggal 8 November 2022 nanti hasil midtern election Amerika jeblok maka tanggal 15-16 November di acara G20 belum tentu Joe Biden datang, dia bisa hilang selera.

"Terkecuali diacara G20 itu, sebelum acara midtern election Amerika bisa nilai positif buat Biden, kalaupun datang ternyata Amerika bagaikan bersiap perang di Bali, armadanya full battle Army, Tiongkok tidak mau kalah untuk melindungi pemimpin tertinggi mereka, mereka menyiapkan perlindungan kekuatan yang tidak main-main," katanya.

Baca Juga: Daftar Negara Anggota G20, Forum Multilateral Negara di Dunia Yang 75 Persen Kuasai Perdagangan Global

Semua tegang di G20, kalaupun Putin tidak datang, kemudian Biden tidak datang,yang datang hanya Xi Jinping (Presiden China) dan beberapa peminpin papan tengah dan papan bawah, G20 nanti akankah ada resolusi atau hanya makan-makan bersama saja.

Halaman:

Tags

Terkini