pemerintahan

Bupati Banggai Buka Seminar Akhir Riset Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Daerah Inklusif Berbasis Potensi

Rabu, 15 Oktober 2025 | 19:50 WIB

METRO SULTENG-Bupati Banggai, H. Amirudin Tamoreka membuka secara resmi seminar akhir riset, peta Jalan pengembangan ekonomi daerah tangguh dan inklusif berbasis potensi, di kantor Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Banggai, Luwuk Selatan, Rabu (15/10/2025.

Dalam sambutannya, Bupati Banggai menyampaikan, setelah meriset selama 4 bulan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai kini memiliki peta jalan pengembangan ekonomi daerah tangguh dan inklusif berbasis potensi.

Menurutnya, hasil riset tersebut akan menjadi acuan bagi Pemkab Banggai dalam menyusun kebijakan pengembangan ekonomi daerah berbasis potensi lokal yang berkelanjutan.

Baca Juga: Waspada! Ini 4 Modus Penipuan yang Mengatasnamakan PT Vale Indonesia Tbk

“Yang kita inginkan dari hasil riset ini, ke depan masyarakat bisa lebih jelas ke mana arah pengembangan ekonominya,” kata Bupati.

Ia menegaskan, Kabupaten Banggai tidak bisa terus-menerus menggantungkan ekonominya pada hasil migas yang kapasitasnya terbatas. Pendapatan asli daerah Banggai dari sektor migas masih mendominasi dan menjadi pengungkit utama pertumbuhan ekonomi daerah.

“Berdasarkan perjanjian tahap kedua, migas kita akan berakhir pada 2047. Olehnya, hasil yang kita peroleh dari sektor migas inilah yang kita manfaatkan untuk pengembangan ekonomi di sektor-sektor lainnya,” ujarnya.

Ia menyebut, untuk mendukung agar perekonomian tetap tumbuh dan berkembang, maka perlu melakukan riset-riset seperti di berbagai sektor.

Baca Juga: Bupati Sofyan Kaepa Tinjau Pembangunan Pelabuhan Bungin dan Serahkan Rumah untuk Warga Terdampak Proyek

Dalam paparan hasil riset tersebut, Ketua Tim Peneliti Prof. Ida Widyaningsih mengatakan, Banggai memiliki potensi ekonomi lokal yang sangat besar dan posisi yang strategis.

"Riset peta jalan pengembangan ekonomi daerah ini, berfokus pada potensi unggulan di sektor pertanian, perikanan, kelautan, pariwisata, dan energi, khususnya energi terbarukan," tutur Ida.

Selain ketergantungan pada sektor migas lanjutnya, hasil riset menunjukkan bahwa persoalan pembangunan ekonomi daerah antara lain, terbatasnya pasar ekspor, masalah Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di bidang IT, kapasitas teknologi masih rendah dan belum merata, serta sulitnya produk lokal bersaing di pasar global.

Baca Juga: Optimis Inflasi Turun, Wagub Sulteng Minta Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Nataru

“Riset ini bukan semata-semata riset akademik, tetapi riset yang memberikan masukan secara praktis kepada pemerintah daerah,” tandas Prof. Ida.

Dalam melakukan riset tersebut, Brida Banggai bekerja sama dengan tim peneliti dari Universitas Padjajaran Bandung. Dalam riset tersebut, juga dipaparkan sejumlah solusi dari tiap persoalan yang ditemui.***/FT

Tags

Terkini