METRO SULTENG – Usia Kabupaten Donggala genap 73 tahun pada Selasa, 12 Agustus 2025. Salah satu provinsi di Sulawesi Tengah ini merayakan hari jadinya.
Di ulang tahun ke-73, Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, memimpin upacara peringatan HUT ke-73 Kabupaten Donggala bertempat di halaman Kantor Bupati Donggala.
Upacara berlangsung khidmat dan meriah. Dihadiri Ketua TP-PKK Sulteng Sry Nirwanti Bahasoan, Gubernur Sulteng periode 2021–2024 Rusdy Mastura, Bupati Donggala Vera Laruni bersama suami Rony Tanasapura, Wakil Bupati Donggala Taufik Burhan, serta para bupati dari Poso, Buol, Sigi, Tojo Una-Una, Morowali Utara, Morowali, Banggai, dan Sekretaris Kota Palu Irmayanti.
Baca Juga: Wagub Sulteng Ajak Warga Bersatu Bangkitkan Donggala di HUT ke-73
Juga hadir Bupati Donggala sebelumnya, Kasman Lassa.
Gubernur Anwar Hafid menyebut usia 73 tahun Donggala adalah perjalanan panjang penuh tantangan, pencapaian, dan kemajuan.
Berdasarkan data BPS 2024, PDRB Donggala mencapai Rp16,52 triliun, dengan sektor pertanian sebagai kontributor terbesar (36,6%), disusul pertambangan dan penggalian (16,24%) serta konstruksi (14,6%).
Pertumbuhan ekonomi sebesar 3,77% menjadi bukti daya tahan Donggala di tengah tantangan global.
Baca Juga: Belasan Ribu Peserta Meriahkan Jalan-jalan Sore Berhadiah HUT Donggala, Ini Nama Peraih Hadiah Utama
Potensi pariwisata juga dinilai menjanjikan, dengan 96 ribu perjalanan wisatawan nusantara asal Donggala dan 93 ribu kunjungan wisatawan ke daerah itu.
Gubernur menegaskan dukungan penuh Pemprov Sulteng terhadap pengembangan pariwisata, infrastruktur, dan pemerataan pembangunan melalui sembilan program unggulan Berani.
Yaitu Berani Cerdas, Berani Sehat, Berani Lancar, Berani Menyala, Berani Sejahtera, Berani Berkah, Berani Makmur, Berani Harmonis, dan Berani Berintegritas.
Ia juga mengungkapkan proyek prioritas yang sedang berjalan, di antaranya pembangunan sistem air minum di Kota Donggala senilai hampir Rp60 miliar dari pemerintah pusat.
Kemudian pembukaan keterisolasian wilayah seperti Pinembani dan Riopakava, serta rencana pemanfaatan Pelabuhan Lama Donggala untuk mengembalikan kejayaan masa lalu sebagai pusat perdagangan.