METRO SULTENG - Sebanyak 25 mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Kabupaten Morowali Utara, mempresentasikan program yang akan dilaksanakan di daerah ini.
Presentasi yang dilaksanakan di Ruang Pola Kantor Bupati Morut, Senin (30/6/2025), dihadiri Wakil Bupati Morut H. Djira K, Sekda Musda Guntur dan pejabat eselon II di lingkup Pemda Morut.
Baca Juga: Intip Produk Baru Grand Seiko 2025 dari Watches & Wonders Geneva
Sedangkan mahasiswa UGM yang berjumlah 25 orang didampingi Dosen Pembimbing Lapangan KKN-PPM UGM, Prof. Dr. Djati Mardiatno, S.Si., M.Si.
Program KKN-PPM UGM ini mengangkat tema “Optimalisasi Pengelolaan Ketahanan Bencana, Lingkungan, dan Pariwisata Berkelanjutan, Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Morowali Utara.”
Tema ini diangkat berdasarkan riset mendalam terhadap potensi dan permasalahan yang ada di daerah ini.
Wakil Bupati Morut menyambut hangat kedatangan mahasiswa UGM yang sedang melaksanakan KKN-PPM dan tim pendamping dengan penuh sukacita.
“Kehadiran adik-adik mahasiswa adalah bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat. Pemda Morut akan memberikan dukungan penuh untuk kelancaran program KKN ini. Kontribusi seperti ini sangat luar biasa dan tidak ternilai harganya,” ujarnya.
Wabup Djira juga mengapresiasi peran UGM yang selama ini telah banyak membantu Morowali Utara di berbagai sektor pemerintahan.
Baca Juga: Prediksi Brann vs Sandefjord Eliteserien, Selasa 1 Juli 2025 Jam 00.00 WIB
Ia berharap sinergi dan kerja sama yang telah terjalin selama ini dapat terus berlanjut dan saling memberi manfaat yang nyata bagi kedua pihak.
Ke-25 mahasiswa yang diterjunkan dalam program ini dibagi pada dua desa yakni 12 orang di Desa Tokonanaka, Kecamatan Bungku Utara, dan 13 orang di Desa Bungintimbe, Kecamatan Petasia Timur.
Dalam presentasi mereka, mahasiswa UGM memaparkan berbagai identifikasi masalah di bidang kebencanaan, kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah, serta pengembangan potensi pariwisata lokal.
Selain itu, mereka juga mengusulkan sejumlah solusi berbasis pemberdayaan masyarakat, termasuk penguatan UMKM dan peningkatan kesadaran akan mitigasi bencana.***