METRO SULTENG - Perubahan iklim dapat memperburuk kualitas udara dan akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia, ekosistem dan ekonomi.
Lewat upaya literasi dan edukasi berkelanjutan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan pelibatan generasi muda sebagai ujung tombak mitigasi perubahan iklim mendapat dukungan dan perhatian yang luas.
Baca Juga: Pjs Gubernur Sulteng Hadiri Rapat Persiapan Pilkada Serentak di Poso
Terbukti para peserta dari kalangan pelajar SMA/SMK dan mahasiswa sangat antusias mengikuti Workshop dan Seminar Literasi Iklim dan Kualitas Udara di Gedung Pogombo, Sabtu pagi (12/10/2024).
Pjs Gubernur Sulteng diwakili Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng, Akris Fattah Yunus, yang membuka acara menilai generasi muda sebagai calon pemimpin daerah mesti dibekali dengan pemahaman mendalam, dan cara-cara berkontribusi agar mampu menekan laju perubahan iklim yang menjadi ancaman serius bagi pembangunan.
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada BMKG dan jajaran yang telah berinisiatif melaksanakan acara ini,” ujarnya supaya kelak peserta dapat menjadi agen penyelamat lingkungan.
Baca Juga: Deretan Pejabat Daerah dan Pusat yang Hadir di Pembukaan Festival Danau Poso 2024
Perubahan iklim diungkapnya lagi ikut berkontribusi terhadap timbulnya bencana alam terutama banjir.
Data jumlah bencana banjir di Sulteng, sebutnya, mengalami kenaikan dari hanya 136 pada 2023, tapi kini sudah lebih dari 200 kejadian.
“Saya sangat mendukung generasi muda untuk terlibat menjaga alam dan mencegah perubahan iklim,” tandasnya menambahkan.
Senada dengan harapan itu, Kepala Stasiun Pemantau Atmosfir Global (SPAG) Lore Lindu Bariri Asep Firman Ilahi, S.Stat, M.Si berharap generasi muda sebagai pemegang tongkat estafet pembangunan memiliki wawasan lingkungan yang tinggi dan kemauan untuk menekan laju perubahan iklim.
Baca Juga: Ngantor Perdana, Pjs Farid R.Yotolembah Langsung Pertemuan Dengan OPD Pemda Morowali Utara
“Supaya anak cucu kita bisa bertahan hidup dan bumi adalah satu-satunya planet yang bisa dihuni umat manusia,” ungkapnya.
Selain kegiatan workshop, di tempat yang sama pada tanggal 27 Oktober 2024 nanti, panitia akan menggelar acara ‘Sulteng Youth Green Movement’ sebagai ajang ekspos hasil-hasil kegiatan generasi muda dan pemilihan aksi terbaik dalam menangkal perubahan iklim.
“Semoga lewat upaya-upaya ini generasi muda akan mampu mengamil tindakan nyata dalam mitigasi perubahan iklim dan menjaga kualitas udara sebagai investasi jangka panjang,” harap ketua panitia Solih Alfiandy.