METRO SULTENG-Dua tim yang tidak terkalahkan di awal musim akan bertemu di Stade Louis II di Liga Champions pada hari Kamis, saat Monaco menjamu Barcelona .
Kedua klub finis sebagai runner-up di liga masing-masing musim lalu, tetapi telah membuat awal yang menjanjikan untuk menjadi lebih baik.
Pratinjau pertandingan :
Di bawah asuhan Adi Hutter , semua tanda mengarah ke arah yang benar bagi Monaco, setelah hanya finis kedua di bawah Paris Saint-Germain di Ligue 1 musim lalu.
Awal yang tak terkalahkan diperpanjang menjadi empat pertandingan dengan kemenangan 3-0 atas Auxerre di akhir pekan, yang memungkinkan Hutter melakukan beberapa pergantian pemain menjelang pertemuan ini dengan pertandingan berakhir setelah satu jam.
Ini akan menjadi langkah maju yang besar dari lawan-lawan yang mereka hadapi di kompetisi domestik, sehingga membahayakan rekor tak terkalahkan mereka.
Dengan Barcelona sebagai lawan pertama, Monaco juga akan menyambut Benfica dan Aston Villa ke negara itu, sembari melakukan perjalanan ke Inter Milan dan Arsenal dalam apa yang akan menjadi fase liga yang menantang bagi mereka.
Meskipun lawan mereka berikutnya mungkin merupakan prospek yang menakutkan, rekor Monaco melawan klub-klub Spanyol dapat memberi mereka kepercayaan diri yang besar, setelah memenangkan tujuh dari sembilan pertandingan sebelumnya.
Namun, performa kandang yang buruk dalam kompetisi ini adalah penyebab kekhawatiran, setelah kalah tujuh kali berturut-turut di Stade Louis II - tidak ada tim yang pernah kalah delapan kali berturut-turut dalam sejarah kompetisi ini.
Hutter berharap banyak yang berubah dalam hal mentalitas sejak penampilan terakhir mereka di kompetisi ini pada tahun 2018 lalu, yang berakhir dengan tersingkirnya mereka di babak penyisihan grup untuk kedua kalinya berturut-turut.
Klub ini memang memiliki rekor fantastis di Liga Champions secara keseluruhan, mengingat mereka hanya lolos ke sana sebanyak sembilan kali, mencapai satu final, tiga semi-final, dan satu perempat final.
Mereka hanya pernah bertemu Barcelona dalam satu musim sebelumnya, yaitu pada tahun 1993, saat tim Katalan itu memenangi kedua pertemuan tanpa kebobolan.
Berita tim:
Tim asuhan Hansi Flick akan berusaha meraih tiga kemenangan dari tiga laga saat mereka bersiap untuk musim ke-21 berturut-turut di kompetisi papan atas Eropa, tetapi untuk status klub, mereka harus meningkatkan penampilan mereka baru-baru ini.
Sejak menjadi juara Eropa tahun 2015, Barca hanya satu kali berhasil lolos dari perempat final, termasuk dua kali tersingkir di babak penyisihan grup pada tahun 2021 dan 2022.
