METRO SULTENG-Tampil di final Kejuaraan Eropa U-19 untuk pertama kalinya sejak 2019, Spanyol U-19 akan menghadapi finalis empat kali Prancis U-19 di Windsor Park pada hari Senin dini hari WIB.
Spanyol menang tipis atas Italia 1-0 dalam perpanjangan waktu pada 25 Juli, sementara Prancis mengalahkan Ukraina 1-0 dalam 90 menit untuk mencapai final pertama mereka sejak mereka dinobatkan sebagai juara pada 2016.
Pratinjau pertandingan :
La Rojita tidak terkalahkan dalam turnamen tersebut, dan finis kedua di Grup B dengan lima poin dari tiga pertandingan melawan Denmark, Turki, dan sesama finalis Prancis.
Prestasi mereka sebagai juara kedua di babak penyisihan grup membuat mereka bertemu dengan Italia di semifinal kompetisi, tetapi itu juga berarti mereka lolos ke Piala Dunia FIFA U-19 2025.
Kemenangan Spanyol 1-0 atas Italia di semi-final merupakan pertandingan yang cukup berimbang, dengan Spanyol melepaskan 13 tembakan sedangkan Italia 15.
Namun perlu dicatat, tujuh di antaranya merupakan tembakan Italia dari luar kotak penalti, sedangkan La Rojita hanya tiga kali melepaskan tembakan dari jarak jauh.
Pemain sayap Real Madrid Pol Fortuny dimasukkan pada menit ke-56 menggantikan Assane Diao , dan melakukan lima kali umpan silang, memiliki akurasi umpan sebesar 81% dan mencetak gol pada menit ke-100 dengan satu-satunya tembakannya dalam pertandingan tersebut.
Jose Lana telah melatih tim tersebut sejak Januari 2023 dan jika ia dapat memenangi final Kejuaraan Eropa U-19 maka itu akan menjadi kali ke-12 tim tersebut memenangi turnamen tersebut.
Berita Tim:
Lawan Prancis bermain imbang 2-2 dengan La Rojita di babak penyisihan grup pada 22 Juli, dan meskipun mereka awalnya memimpin pada menit ke-13 berkat gol Saimon Bouabre , mereka membutuhkan gol bunuh diri dari kiper Raul Jimenez Latorre pada menit ke-90 untuk menghindari kekalahan.
Les Bleuets memulai kompetisi dengan kemenangan 2-1 melawan Turki dan kemenangan 4-2 melawan Denmark sebelum mereka bermain imbang di pertandingan terakhir grup melawan Spanyol.
Meskipun Prancis mendominasi penguasaan bola dan memiliki 64% bola dalam pertandingan semifinal melawan Ukraina, mereka hanya melepaskan delapan tembakan dan juga menghadapi tujuh percobaan.
Gol Valentin Atangana Edoa pada menit ke-61 sudah cukup membantu Les Bleuets melaju ke final, dan gol sang kapten di babak kedua melanjutkan tren mencetak gol timnya di babak akhir pertandingan.
