POSO, METROSULTENG.com- Jembatan Tentena atau yang di kenal (Yondo Pamona ) tepatnya di Kelurahan Pamona, Kecamatan Pamona Puselemba, Poso, resmi dimulai pemugaran, Senin (14/10).
Pemugaran itu untuk di renovasi menjadi lokasi wisata, di Tentena Kabupaten Poso dengan dana CSR PT. Poso Energy yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Poso.
Humas PT Poso Energy, Aslory di lokasi jembatan mengatakan, pemugaran itu di mulai dengan memindahkan pipa air yang melekat sepanjang jembatan dan warung makan, disekitar tepi danau Poso yang berdekatan dengan jembatan untuk dibongkar.
“Besok (Selasa15/10) atau lusa, baru akan di mulai pemugaran renovasi jembatan pamona, kalau sekarang bagian pipa air dulu, ” tutur Aslory, Senin.
Kata Aslory, sebelum dimulainya aksi renovasi jembatan pamona itu, di dahului dengan doa bersama di taman kota Tentena, yang di hadiri sejumlah instansi terkait bersama pihak keamanan. Untuk pekerja pemugaran jembatan itu, di bagi wilayah per desa per meter.
Proses pemugaran jembatan berjalan baik, dan di jaga sejumlah aparat TNI, Polri, Sat Pol PP dan Linmas serta sejumlah masyarakat yang menyaksikan. Jembatan yang sepanjang 210 meter itu, akan di renovasi total dengan menggatikan tiang kayu dengan rangka baja.
“Kalau lantai jembatan, kami akan tempelkan kayu diatas rangka baja, agar terlihat seperti aslinya,” aku Aslory.
Dia jelaskan, renovasi jembatan Pamona itu, tidak menghilangkan bentuk asli atau budaya.
Jembatan akan menggunakan atap bersusun di bagian tengah, selain itu dari ujung jembatan akan di lengkapi lampu terang dan warna warni, sehingga bercahaya saat malam hari.
Didalam jembatan itu, akan di pampangkan gambar dan tulisan sejarah jembatan Pamona dan beberapa foto menarik terkait wisata Tentena.
Aslori juga menjelaskan tentang pasir sungai yang akan di keruk kedalaman empat meter. Pasir hasil pengerukan itu akan di gunakan untuk menimbun di bagian tepi sungai daerah Dongi, untuk di jadikan lokasi wisata lagi. Sehingga wisatawan tidak hanya bersantai di jembatan, tetapi juga di tepi sungai daerah Dongi.
Sementara untuk pagar ikan Sugili (sidat) dan Mosanggo (menangkap ikan menggunakan pukat bambu)yang merupakan tradisi dan budaya warga asli Pamona. Aslory jelaskan kedua tradisi itu, tidak akan di hilangkan atau melarang untuk melakukan aktifitas itu, namun akan di tata rapi kembali setelah selesai pengerukan dan renovasi jembatan.
“Kami akan menata pagar sogili, agar wisatawan yang akan melihat danau dan sungai poso, tidak terhalang dengan pagar sogili itu dan terlihat indah, mosanggo di siapkan di daerah wisata Dongi, ” kata Aslory.
Sebelum pemugaran itu di mulai, sejumlah warga datang melihat dan mengabadikan gambar sebagai kenangan jembatan pamona tua. Sementara jalur lalulintas yang mengarah ke jembatan, di tutup dan alihkan ke jalur lain.(Fer/Ban)