Dalam film Kala Janus adalah karakter yang menderita gangguan narkolepsi, sebuah gangguan yang menyebabkan seseorang dapat tidur secara tiba-tiba kapan pun dan di mana pun, terutama jika stress.
Penderita narkolepsi juga menderita halusinasi saat akan tidur dan bangun tidur.
Baca Juga: Bos PT Moiko Bantah Manipulasi Jumlah Distribusi Gas 3 Kg di Morowali
Baca Juga: Disayangkan, Perusda Morowali Belum Mampu Ambil Peluang Ditengah Investasi Global
Baca Juga: Viral Video KH Yusuf Ceramah dan Zikir Tidak Pakai Baju, Minta Malaikat Jibral Turunkan Uang
Teori ini juga menghubungkan dengan karakter Gambir dalam film Pintu terlarang karena sepanjang film tersebut hanyalah halusinasi Gambir. Gambir sendiri adalah seorang pasien rumah sakit jiwa di Herosase.
Kedua karakter Janus dan Gambir memiliki kesamaan yaitu mereka terkesan lemah dan mudah dikontrol.
Sedangkan dalam film Pengabdi Setan ia memerankan karakter Batara yang merupakan pasangan dari antagonis utama dalam film originalnya.
Apa yang membuat Janus bisa menjadi jahat dalam film Pengabdi Setan?
Nama Janus diambil dari nama dewa mitologi Romawi yang artinya permulaan dan akhir. Dewa Janus digambarkan memiliki dua kepala yang melambangkan kemampuannya melihat masa depan dan masa lalu. Nama bulan Januari sendiri diambil dari nama dewa Janus.
Januari adalah awal bulan yang merupakan pertemuan dari masa lalu dan masa depan. Dua kepala Janus juga menyimbolkan kebaikan dan kejahatan atau kepribadian yang saling bertolak belakang.
Kesamaan inilah yang dipercaya penggemar untuk menerangkan asal-usul Batara dalam Pengabdi Setan 2.
Dari sini terlihat bahwa Batara adalah perwujudan dari kebaikan dan kejahatan layaknya dewa Janus.
Rasyid Harry dalam Cine Crib juga menggunakan teori ini bahwa Batara adalah perwujudan dari kebaikan dan kejahatan yang hidup saling berdampingan.
Hal ini dibuktikan ketika Batara memberi pertolongan pada Budiman saat di halte bus.