Pemprov Sulteng Didesak Perbàiki Jalan Poros Tomata-Pape yang Rusak Parah

photo author
- Senin, 9 Maret 2020 | 22:36 WIB
IMG-20200309-WA0051
IMG-20200309-WA0051

Editor : Rudy A.Mairi METRO-SULTENG, Morut - Berlarutnya kerusakan jalan provinsi poros Pape-Tomata, tak henti menuai sorotan warga yang bermukim dibeberapa desa di jalan antara Pape-Tomata yang menghubungkan Kabupaten Morowali Utara dan Kabupaten Poso. Apalagi memasuki musim hujan pada bulan Maret 2020 ini, kondisi jalan yang pernah ditanami pohon pisang oleh warga Desa Gontara dan Desa Lee, kondisinya bertambah parah. Hal ini embuat sejumlah kendaraan roda empat , roda enam bahkan roda sepuluh yang melintas kerap terjebak dijalan berlumpur mirip kubangan di ujung Desa Lee arah ke Tomata.
-
Kondisi jalan yang mirip kubangan itu menuai sorotan dari legislator komisi satu Kabupaten Morowali Utara John F.Pehopu. "Kondisi jalan antara Pape-Tomata bertambah parah, setiap tahun biasa diukur untuk perbaikan, tahun 2019 silam anggaran pernah diturunkan hanya untuk pemeliharaan sekitar 2 Kilometer, tapi hasilnya tidak maksimal, digunakan pun tidak lama rusak kembali," beber John Fikles Pehopu, Senin (9/3).
-
Mantan Kades Tomata ini menambahkan, hampir sepanjang jalan mulai dari ujung desa Lee hingga ke ibukota kecamatan Mori Atas, hingga Tomata jalan tanggung jawab Dinas P.U Provinsi, rata-rata mengalami rusak parah, yang berefek terhadap waktu tempuh dari Tomata hingga simpang tiga Pape sampai sekitar 4 hingga 5 jam lamanya. Padahal jarak Tomata ke Pape hanya sekitar 30 kilometer. Belum lagi jika ada warga didera penyakit lantas harus dilarikan ke Puskesmas Lee. Maka, suka atau tidak suka harus melalui jalan yang rusak parah, dimana tempat kendaraan biasa terjebak lumpur dan bisa amblas tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan. Kondisi ini juga berefek terhadap warga desa Saemba Walati dan desa Tomui Karya. Tak jarang warga dari dua desa itu bila didera penyakit harus dilarikan ke Puskesmas Lee melalui jalan rusak itu. Belum lagi kalau ada pasien rujukan dari Puskesmas Lee ke RSUD di Kolonodale, "Terpaksa harus melalui dijalan parah itu, dan kalau ambulance amblas terjebak lumpur, pasien yang tadinya diharapkan tiba di rumah sakit dirujuk dengan perhitungan waktu yang tepat, terpaksa terhalang akibat jalan yang belum mendapat perhatian serius Pemprov Sulawesi Tengah," imbuhnya. Akibatnya pasien tidak tertolong dan bisa "putus nyawa" ditengah jalan akibat kondisi jalan yang sudah tidak layak lagi dilintasi kendaraan. Oehnya itu, ia minta dinas PU. Sulteng tidak tinggal diam melihat kondisi poros Pape-Tomata yang dibiarkan berlarut mengalami rusak tanpa dipeduli. Meski begitu, ia mendapat informasi bahwa tahun anggaran 2020, Pemprov Sulteng akan mengalokasikan dana APBD tingkat I untuk peningkatan jalan tersebut. "Semoga terwujud dan bukan hanya janji belaka, karena kasian masyarakat yang berdiam di desa-desa yang dilintasi poros itu yang kena imbasnya, sehingga roda ekonomi pun bisa berputar lamban akibat akses yang tidak memadai," tutup Jhon. Secara terpisah Almida Batulapa Kepala Desa Lee mengatakan, kondisi paling parah ada diwilayah desanya "Ada sekitar 100 meter jalan disitu mirip kubangan kerbau, tepatnya diujung desa arah ke Tomata,"bebernya. Bahkan kades perempuan ini, menyoroti muatan truk yang mengambil jalan pintas melalui Pape-Tomata. Betapa tidak, ujar Almida Batulapa, jalan ini hanya klasifikasi jalan kelas tiga, tetapi kendaraan yang melintas truk bermuatan puluhan ton. Bahkan ada yang muatan alat berat dan semen ribuan zak, diperkirakan bermuatan sekitar 40 ton. Sementara kondisi jalan tidak mampu menahan beban berat, sehingga muda rusak ditambah musim hujan sekarang, akibatnya kendaraan terjebak lumpur hingga sekian hari baru bisa lolos, itupun kalau ada truk yang amblas, jalan jadi macet. "Untuk segera lolos dari lumpur terpaksa harus menurunkan separuh muatannya agar bisa keluar dari jebakan lumlur," tuturnya. Dirinya selaku kepala pemerintah desa Lee, kecamatan Mori Atas, minta Dinas PU Provinsi segera turun tangan mengatasi kerusakan jalan itu. "Jangan hanya tunggu laporan dan hanya diukur, tetapi realisasi perbaikannya atau peningkatannya untuk jalan aspal hotmix hingga Tomata tidak terlaksana, kamipun juga bosan hanya dijanji," cetus Kades Lee dengan nada agak kesal.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Michael Sorisi

Rekomendasi

Terkini

X