METROSULTENG, Klaten-Bicara potensi, letak Desa Wisata Bugisan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sangat strategis. Berada di area pintu keluar Candi Prambanan yang berbatasan dengan Desa Tlogo.
Desa Bugisan memiliki banyak peninggalan purbakala, salah satunya Candi Plaosan. Kemegahan Candi Plaosan dengan stupa yang memadukan corak Hindu dan Budha menjadi daya tarik wisata domestik maupun mancanegara.
Baca Juga: Sandiaga Uno Kunjungi Desa Wisata Bugisan di Klaten
Soal budaya, Desa Wisata Bugisan masih memegang teguh warisan leluhur yang dititipkan dan ada sejak jaman dahulu. Ikon wisata budaya yang sangat terkenal yaitu Candi Plaosan.
Candi tersebut merupakan salah satu candi yang menjadi akulturasi antara Candi Hindu dan Budha sebagai salah satu bukti cinta Rakai Pikatan dan juga Pramudyawardani.
Selain itu Desa Bugisan juga memiliki candi lain, yaitu Candi Ghana.
Saat kunjungan di Desa Bugisan, Sandi menyampaikan, destinasi wisata Candi Plaosan perlu ditingkatkan kembali secara penataannya. Namun, kata Sandi, ada yang menarik dengan Candi Plaosan karena usianya yang sama dengan Candi Borobudur.
”Ini sama tuanya nih (dengan Candi Borobudur) 1.200 tahun yang lalu. Masih relatif bisa dikujungi. Dan ini merupakan alternatif. Jadi, saya ingin menyampaikan bahwa Desa Wisata Bugisan ini merupakan destinasi unggulan yang masuk dalam ekosistem destinasi super prioritas Borobudur," ungkapnya.
Baca Juga: PT Tamaco Graha Krida Salurkan Hewan Qurban di 3 Desa Lingkar Perusahaan
"Jadi, akan kami kembangkan travel pattern tadi. Dari Borobudur untuk melihat. Karena tidak terlalu jauh. Ini umurnya sama dan juga menampilkan kearifan lokal,” tambah Sandi.
Desa Wisata Bugisan memiliki beberapa objek wisata buatan unggulan, di antaranya, Paseban Candi Kembar. Itu merupakan cafetaria yang berada di sebelah timur Candi Plaosan. Paseban Candi Kembar dikonsep sebagai kafe semi modern yang dihiasi lampu lampion warna warni.
Di area itu juga dibangun saung-saung untuk persinggahan pengunjung, serta terdapat panggung untuk acara live music.
Kemudian ada Daleme Simbah yang merupakan rumah tradisional peninggalan salah satu tokoh desa. Di bangunan itu, wisatawan dapat menemukan aksen atau tulisan Jawa kuno Hanacaraka yang dilestarikan.
Baca Juga: IMIP Sebar Hewan Qurban Dilingkar Kawasan Tambang
Tulisan tersebut menceritakan fase kehidupan manusia menurut Jawa dari lahir sampai meninggal.