sosial-budaya

YPAL dan Organisasi Burung Indonesia Terus Sebar Inovasi Kelestarian Ekosistem Danau Poso

Jumat, 23 Agustus 2019 | 03:06 WIB
DSCN0863

POSO, METROSULTENG.com- Yayasan Panorama Alam Lestari (YPAL) Poso, bersama Organisasi Burung Indonesia, terus menyebarkan inovasi terencana, terarah dan dikelola, dalam mendukung kelestarian ekosistem danau Poso. Melalui seminar desiminasi program kemitraan Wallancea Danau Poso, YPAL dan Burung Indonesia, menggelar sosialisasi 'Pelestarian KBA Danau Poso Melalui Pengelolaan Ruang Desa Secara Partisipatif dan Budaya Pertanian Organik'. Giat yang dilaksanakan di Aula Alugoro Poso, dihadiri Wakil Bupati Poso, Samsuri, Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Poso, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Poso, Dinas Perikanan Kabupaten Poso, Kepala Desa (Kades) Mayakeli, Kades Wera, Kades Tonusu, Kades Leboni serat tamu undangan, Kamis (22/8/2019). Direktur YPAL Poso, Yopi Hary mengatakan, kegiatan ini lebih daripada isu konservasi danau melalui metode pendekatan. Yakni, tata guna lahan berkelanjutan dari sistem pertanian organik dan pengembangan wilayah-wilayah perlindungan untuk daerah tambatan air. "Hal ini kita lakukan dengan cara membuat kelompok-kelompok pertanian organik, pengembangkan kapasitas pembuatan pupuk dan pestisida organik, hingga melahirkan Peraturan Desa (Perdes), yang mengatur tata ruang desa. Dan di itegrasikan dengan sistem perencanaan desa serta sistem perencanaan kota", jelasnya. Dikatakannya, Pemerintah Daerah (Pemda) Poso mengapresiasi kerja YPAL dan Organisasi Burung Indonesia, yang telah melaksanakan program tersebut. Bahkan beberapa dinas lainnya mendukung aktifitas ini. "Mereka ingin bersama sama mengembangkan metode yang sama. Karena, memang dalam hal kekhususan Danau Poso, Pemda Poso cukup konsen hingga dikeluarkannya Perdes yang mengatur tata ruang desa," kata Direktur YPAL, Yopi Hary saat diwawancari media ini. Ditambahkannya, Desa Wera dan Desa Mayakeli menjadi fokus YPAL dan burung Indonesia, karena dua desa ini merupakan daerah tangkapan air yang sub Daerah Aliran Sungai (DAS) terbesar ke 3(tiga) dari sungai meko. "Menurut penelitian PPLH Untad, pada Tahun 2016, kontribusi sedimentasi yang di hasilkan dari sub DAS Saulopa Mayakeli sebesar 6,9 ton dalam setiap tahunnya," tutupnya. (KIM)

Terkini