sosial-budaya

GP Ansor Poso dan Santri Gelar Sholat Ghaib Kepergian Mbah Moen

Kamis, 8 Agustus 2019 | 23:14 WIB
IMG-20190808-WA0033

POSO, METROSULTENG.com- Baru-baru ini, puluhan jamaah Nahdliyin menggelar shalat Ghaib di Musholla Al Ikhlas kampus STAI Poso, serta membaca doa dan tahlil bersama, usai shalat Dzuhur berjamaah yang dipimpin langsung Al-Imam Abdul Rahim, untuk kepergian sosok kharismatik bangsa Indonesia, KH. Maimun Zubair atau yang kerap di sapa Mbah Moen, Rabu (7/8/2019). Turut serta pada pelaksanaan tersebut, Sekretaris Komda Alkhairaat Poso, Ibrahim Ismail, Sekretaris Gerakan Pemuda (GP) Ansor Poso, Abdul Kadir Abdjul, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Poso, Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) Poso serta sejumlah Dewan Guru MA Al Ikhlas Poso dan para Santriwan, Santriwati.
-
Saat berjalannya sholat ghaib yang dilaksanakan di musholla AlIkhlas, di imami oleh Ustad Abdul Rahim, S.Pd.I (Foto:IST) Sekretaris GP Ansor Poso, Abdul Kadir Abdjul mengatakan, seperti diketahui, shalat ghaib ini sebelumnya juga digelar oleh masyarakat diberbagai daerah di Indonesia, saat mendengar berita berpulangnya Ulama besar Indonesia ini, pada Selasa (6/8) pagi lalu, saat menunaikan ibadah haji di tanah suci Makkah (Arab Saudi). Olehnya, sebagai warga Nahdliyyin, kepergian Mbah Moen, dirasa harus untuk melaksanakan sholat ghaib, doa serta tahlil bersama. Hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk rasa cinta warga NU kepada sosok kharismatik itu. "Alhamdulillah, kami bisa menggelar shalat ghaib, doa dan tahlil bersama, dihadiahkan khusus kepada almarhum Mbah Kyai Maimun, yang insyaallah beliau khusnul khotimah," kata Abdul Kadir Abdjul, usai pembacaan tahlil. Menurut Anto, sapaan akrab Sekretaris Ansor Poso ini, kepergian almarhum KH. Maimun Zubair, tidak hanya dirasakan oleh warga Nahdliyyin (NU), tetapi juga oleh Bangsa Indonesia.
-
Sekretaris GP Ansor Poso, Abdul Kadir Abdjul (Foto:IST) "Kyai Maimun menjadi suri tauladan tidak hanya bagi kami warga NU, akan tetapi sosok beliau yang arif serta bijaksana dapat diterima oleh semua kelompok umat Islam bahkan saudara-saudara kami yang non muslim sekalipun," Terang Anto kepada media ini. "Ketokohan beliau tidak diragukan lagi sebagai pemersatu ummat, dan memiliki peran yang sangat kuat, dalam komitmen kebangsaan dan ke-Indonesiaan," tutupnya. (ANTO/KIM)

Terkini