POSO, METROSULTENG.com- Majelis zikir dan sholawat rijalul anshor menggelar aksi bela tauhid yang dikemas dalam bentuk safari tahlilan, hal tersebut upaya untuk menginternalisasikan nilai-nilai tauhid dalam mewujudkan pribadi yang berakhlak baik dan terpuji (akhlakul karimah). Giat yang dilaksanakan di Desa Maranda, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso itu, di pelopori oleh Lembaga Pemuda Aswaja (LPA) yakni, Gerakan Pemuda (GP) Anshor Poso, Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) Poso, serta Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Poso, Kamis malam (18/7/2019). Pengurus GP Anshor, Abdul Kadir Abdjul mengatakan, safari tersebut dibuat untuk merekatkan dan meneguhkan tradisi ke NU-an dan tradisi Alkhairaat, yakni dengan melaksanakan Tahlilan. “Kegiatan ini kami laksanakan sebagai ajang silaturahim sesama warga Alkhairaat dan Nahdliyin yang ada di Kabupaten Poso,” ujarnya. Sebelumnya, giat tersebut pernah dilaksanakan di Desa Magapu,Kecamatan Pamona Timur oleh Komisariat Daerah (Komda) Alkhairaat Poso. Ketua Komda Alkhairaat Poso bidang dakwah, Asri Lakuntu mengatakan, semangat beralkhairaat khususnya di lingkungan alkhairaat, salah satunya yakni meneguhkan tanggung jawab kebangsaan dalam bingkai NKRI yang berlandaskan Pancasila, yang sudah menjadi warisan mulia dari para pendiri bangsa, sebagai bentuk moderasi ajaran Islam. “Langkah ini kami lakukan sebagai bentuk tanggung jawab kebangsaan dalam menjalankan tanggung jawab keagamaan,” jelas ketua Komda, Asri Lakuntu yang juga selaku wakil ketua NU Kabupaten Poso. Dikatakannya, sebagai umat yang memegang teguh sikap moderat, wajib mewujudkan setiap ide, gagasan serta tindakan yang mencerminkan nilai moderasi dan toleran kepada seluruh makhluk di muka bumi. “Dalam konteks kebangsaan, alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah SWT, bahwa para pendiri bangsa ini, di dalamnya terdapat para ulama kita, yang telah meletakkan landasan final berbangsa degan bentuk sempurna, yang saat ini kita kenal dengan nama Pancasila dan NKRI,” tandasnya. “Olehnya, konsep ini sebagai kalimatun sawa atau titik temu yang wajib terus kita perkuat, serta diinternalisasikn kepada segenap masyarakat agar terus terpelihara dan menjadi prinsip utama dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara,” tambahnya. (KIM).