METRO SULTENG - Pedagang makanan di Beteleme, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara, Sulteng, dibuat meradang akibat melambungnya harga gas ukuran 3 kilogram rata-rata Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu per tabung. Padahal sebelumnya, harganya berkisar 20-25 ribu.
Kelangkaan gas tersebut berimbas terhadap bisnis kuliner. Rata-rata pengelola rumah makan terpaksa menaikkan harga makanan untuk mengimbangi harga gas yang memberatkan pemilik rumah makan.
Baca Juga: Viral Video Anak di Makassar Terlindas Truk saat Ditinggal di Atas Motor Parkir oleh Kakaknya
"Untuk mengimbangi harga gas yang meroket, dengan terpaksa harga makanan persatu porsi kita naikkan rata-rata Rp 5.000," rinci Herman, pemilik rumah makan Pak Kumis di Beteleme, Sabtu (15/7/2023).
Seperti nasi goreng, sebelum harga gas melonjak dijual Rp 15.000 satu porsi, kini sudah Rp20.000. Begitu juga mie goreng dari harga Rp 20.000 satu porsi naik menjadi Rp 25.000.
Semetara harga ayam lalapan dari harga sebelumnya Rp 25.000, dinaikkan harganya Rp 30.000 satu porsi.
Sementara itu, Mas Rahmat salah satu pedagang siomay, belum menaikkan harga siomay dagangannya.
"Sebenarnya, kami pedagang kecil seperti saya ini, rasanya berat untuk menaikkan harga siomay. Terpaksa saya bertahan tetap dengan harga Rp 1.000 per tusuk," beber Rahmat yang setiap malam mangkal di poros jalur Trans Sulawesi di Desa Beteleme.
Baca Juga: Komisi V DPR RI Diminta Kawal Pemulihan Bencana di Sulteng
Rahmat menyebut, untuk mengimbangi kenaikan harga gas, ia tidak menaikkan harga siomay. Daripada bangkrut, terpaksa ia imbangi dengan menggunakan kayu bakar saat prosesi pembuatan siomay di rumah kontrakannya.
Lalu saat dijajakan di tepi jalan, barulah pedagang siomay ini menggunakan gas ukuran 3 kilogram.
"Iya lho pak, mengimbangi harga gas yang melambung, aku menggunakan kayur bakar saat memulai membuat adonan siomay dengan kayu bakar. Kalau tidak, hasil penjualan siomay dengan kenaikan harga gas itu usaha saya bakal tutup,"tutur Rahmat.
Itupun untuk mendapat gas 3 kilogram juga masih langka, jadi apes. Untungnya tipis, mana bayar kontrakan dan kebutuhan lain. Maka jualan bisa bangkrut kalau tidak diimbangi menggunakan kayu bakar kata Rahmat.
Baca Juga: Atasi Melonjaknya Harga Gas Elpiji 3 Kg, Pemda Morowali Utara Mintai Keterangan Distributor PT PGM
Pedagang makanan berharap, pemerintah segera turun tangan untuk menindak tegas dugaan pangkalan nakal dan pengecer.
Karena imbasnya bukan cuma terhadap pedagang makanan, industri rumahan pun dan para ibu rumah tangga ikut meradang dengan harga gas yang meroket. ***