sosial-budaya

Luka Affan, Adalah Luka Seluruh Rakyat yang Masih Percaya Ada Keadilan

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 08:03 WIB
Ilustrasi pengemudi Ojol, Affan Kurniawan, saat tewas terlindas Rantis milik Brimob saat aksi unjuk rasa di Jakarta yang berlangsung hingga Kamis malam (28/8/2025).

Oleh: Aril (Ari Loru)

Mencari keadilan di negeri yang kaya sumber daya alamnya, bagaikan meminum garam di dalam lautan. Jauh panggang dari api, miris rasanya melihat dan menyaksikan suara rakyat tidak lagi menjadi suara Tuhan untuk negara demokrasi seperti Indonesia.

80 tahun Indonesia Merdeka, rasa-rasanya hanyalah sebuah angka saja, belum masuk dalam sanubari jiwa berbangsa. Kemerdekaan bersuara untuk rakyat rupanya berlaku 5 tahun sekali saja, dari balik bilik.

Wakil rakyat hari ini semakin memperjelas keberadaan mereka: sebagai wakil partai. Bukan wakil rakyat.

Apakah dengan hilangnya nyawa, suara rakyat baru didengarkan? Mana katanya suara rakyat adalah kekuasan tertinggi dalam berdemokrasi?

Baca Juga: Gedung DPRD Sulsel dan DPRD Makassar Ludes Dibakar Massa Pendemo Yang Meneriakan Yel Yel Revolusi

Demonstrasi hari ini bukan lagi menjadi hak untuk menyampaikan pendapat, apalagi menuntut keadilan. Dari rakyat untuk rakyat, hanyalah simbolis semata dari para politikus ketika berdebat di layar televisi.

Begitu mahalnya suara rakayat di negeri ini, harus ditebus dengan nyawa.

Affan Kurniawan adalah salah satu, dari ratusan nyawa melayang dalam aksi demostran, di negara konoha sebutan "netizen".

Tragedi seperti ini, membuka mata kita seharusnya tidak boleh terulang kembali. Betapa rapuhnya penegakkan hukum dan demokrasi di negara kita, keadilannya harus dibayar dengan nyawa.

Kasus Affan, menjadi simbol luka, bukan hanya bagi keluarga, tetapi seluruh elemen masyarakat yang masih percaya pada keadilan.

Baca Juga: Gedung DPRD Makassar Dibakar Saat Aksi Demonstran Desak DPR Dibubarkan dan Solidaritas Tewasnya Ojol

Tak lekang oleh waktu, maka benarlah kata Soekarno, Presiden Republik Indonesia yang pertama: "perjuanganku lebih muda karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri".

Affan engkau tidak sendiri. Ribuan kawan berdiri dibelakangmu, membelamu, mendoakanmu, bahkan siap bertaruh nyawa untuk berada di garis terdepan.

Untuk bersuara dan menuntut cukup 29 Agustus 2025, semoga adalah akhir dari catatan bobroknya sistem demokrasi kita.

Baca Juga: Menag Doakan Ojol Affan Termasuk Syuhada

Halaman:

Tags

Terkini