METRO SULTENG– Langit mendung masih menggantung, sisa hujan semalam, namun semangat kemandirian tak pernah padam, bahkan di tengah kumpulan udara yang merendam upacara lapangan. Pemandangan luar biasa tersaji di Kecamatan Bangkurung, Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, saat pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Minggu (17/08/25).
Meski lapangan tergenang udara setinggi mata kaki akibat hujan deras semalam, upacara khidmat tetap berlangsung. Petugas tidak sedikit pun mundur menghadapi kondisi tersebut, mereka berdiri tegap, penuh disiplin, dan tetap menjalankan tugas dengan semangat.
Pasukan pengibar bendera yang berasal dari siswa-siswi SMA setempat pun sukses menjalankan amanahnya. Dengan langkah pasti di atas menampung udara, Sang Saka Merah Putih berhasil dikibarkan hingga berkibar gagah di bawah langit mendung. Hal itu menjadi simbol semangat pantang menyerah anak bangsa.
Baca Juga: Siswa Asal Banggai Laut, Fernaldo Rastra Kiwol Jadi Pembentang Bendera HUT ke-80 RI di Sulteng
Warga sekitar juga hadir memadati sisi lapangan, menyaksikan dengan penuh haru prosesi sakral tersebut. Momen ini bahkan menjadi viral di media sosial setelah sejumlah warga mengunggah foto dan video pengibaran bendera di tengah pengumpulan udara. Banyak netizen yang memberikan apresiasi atas perjuangan masyarakat Bangkurung yang tetap menjaga nyala nasionalisme dalam keterbatasan.
Ketua DPRD Banggai Laut, Patwan Kuba, ikut memberikan apresiasi atas semangat tersebut. “Terharu dengan kalian, anak-anak Kecamatan Bangkurung, daerah pulau jauh dari ibu kota, namun tetap menjaga kobaran semangat kemerdekaan,” ujarnya.
"Di tengah hujan yang masih mengguyur, pasukan paskibraka tetap tegap di posisi masing-masing. Seragam putih dan sepatu hitam yang penuh tanah dan udara tidak berhenti semangat juang untuk mengibarkan bendera sangsaka merah putih," tulis Patwan melaui laman Facebooknya sebagai bentuk penghargaan.
Hari Kemerdekaan kali ini menjadi bukti nyata bahwa semangat 17 Agustus tidak hanya menggema di kota-kota besar, tetapi juga menyala terang hingga pelosok negeri. Di Bangkurung, air pun tak sanggup meredam cinta kepada Tanah Air Indonesia.***