sosial-budaya

Diproduseri Putera Gubernur Sulteng, Berikut 7 Lagu Hasan Bahasyuan yang Siap Dirilis Ulang

Kamis, 12 Juni 2025 | 19:03 WIB
Fathur Razaq Anwar saat konferensi pers soal rencana rilis ulang 7 lagu legendaris Hasan Bahasyuan. (Foto: Ist).

METRO SULTENG – Masih ingat dengan penyanyi sekaligus pencipta lagu Hasan Bahasyuan? Kini lagu-lagunya yang melegenda di Sulawesi Tengah akan dirilis kembali dalam versi yang lebih modern.

Rilis lagu Hasan Bahasyuan akan melibatkan kolaborasi kreatif antara Hasan Bahasyuan Institute (HBI) dan grup musik lokal The Mangge. Kedua belah pihak resmi mengumumkan proyek ambisius untuk merilis ulang tujuh lagu legendaris hausl karya maestro seni budaya Sulawesi Tengah itu.

Tujuh lagu yang akan dirilis ulang antara lain Palu Ngataku, Randa Ntovea, Kaili Kana ku Tora, Putri Balantak, Posisani, Poiri Ngoviana, dan Salandoa.

Baca Juga: Untad Palu Cetak Lagi Seribuan Sarjana Baru

Proyek ini mendapa semangat baru dengan kehadiran Fathur Razaq Anwar sebagai produser eksekutif-nya. Fathur merupakan putera sulung Gubernur Sulteng Anwar Hafid.

Fathur Razaq yang dikenal aktif dalam mendorong kreativitas anak muda di Sulteng menyebut, project ini adalah bentuk kepeduliannya terhadap kekayaan intelektual daerah yang selama ini belum mendapatkan perhatian maksimal.

Ia berharap, upaya ini dapat menjadikan Sulawesi Tengah tidak hanya dikenal dari sumber daya alamnya, tetapi juga dari kekuatan budayanya di mata dunia.

Baca Juga: 'Benang Kusut' PPPK Donggala, Pemkab Upayakan Solusi Pembayaran Gaji

“Sulteng selain memiliki sumber daya alam yang kaya, kita juga memiliki kekayaan intelektual yang luar biasa, tetapi kurang perhatian. Apapun yang bisa kami lakukan, yang penting Sulteng bisa dikenal di luar negeri serta meningkatkan kualitas karya musik,” tegas Fathur Razaq dalam konferensi pers bertajuk a(R)tribut di Palu, Selasa (10/6/2025).

Direktur HBI Zul Fikar Usman menjelaskan, proyek ini bukan sekadar pelestarian, tapi juga sebuah langkah strategis untuk promosi pariwisata dan diplomasi budaya Sulawesi Tengah.

Dengan sentuhan musik modern namun tetap mempertahankan ruh nostalgianya, tujuh lagu legendaris ini diharapkan bisa menjangkau pendengar lintas generasi.

Baca Juga: IMIP: Nyala Hilirisasi dari Timur

“Karya Hasan Bahasyuan sangat penting dalam perkembangan seni budaya kita. Ini adalah spirit agar kita di zaman sekarang bisa lebih kreatif, namun tetap mengakar,” kata Zul Fikar.

Rian Fauzi dari The Mangge turut menjelaskan bahwa aransemen baru ini tetap menghormati bentuk asli lagu-lagu tersebut.

Mereka bahkan menggandeng vokalis dari paduan suara, sanggar seni, hingga orkestra dari berbagai daerah di Sulteng. Proses produksi dilakukan di luar daerah karena keterbatasan fasilitas rekaman di Palu, dan diperkirakan memakan waktu hingga 30 hari.

Halaman:

Tags

Terkini