sosial-budaya

Cegah Ekstremisme di Sigi, Satgas Madago Raya Libatkan Imam Masjid dan Pegawai Syara

Kamis, 8 Mei 2025 | 09:14 WIB
Prof Zainal Abidin (kanan) didampingi AKBP Taufik Lamakarate, saat memberikan materi. (Foto: Ist).

METRO SULTENG – Upaya untuk menangkal radikalisme terus diperkuat. Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya Polda Sulawesi Tengah, kembali menggelar pelatihan peningkatan kapasitas bagi para Imam Masjid dan Pegawai Syara’ se-Kabupaten Sigi, pada Rabu (7/5/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Kolam Pemancingan Nagaya, Kecamatan Dolo, dipimpin langsung oleh Kasatgas II Preemtif, AKBP Moh. Taufik Lamakarate dan turut dihadiri Kaposko Satgas II Preemtif, Kompol Mat Syukri.

Dua narasumber utama dihadirkan dalam kegiatan tersebut, yaitu Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng, Prof Zainal Abidin dan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sigi, Lutfi Yunus.

Baca Juga: Prof Zainal Abidin: Pendidikan Berkualitas Butuh Lebih dari Sekadar Ruang Kelas

Keduanya memberikan materi mendalam tentang pentingnya moderasi beragama serta peran sentral tokoh agama dalam mencegah penyebaran paham radikal dan intoleransi.

Jajaran Satgas Madago Raya melakukan foto bersama dengan Prof Zainal Abidin, setelah kegiatan. (Foto: IST).
Dalam sambutan tertulis Kepala Operasi Madago Raya, Kombes Pol. Boy F.S. Samola, yang dibacakan oleh AKBP Moh. Taufik, menegaskan kegiatan tersebut merupakan langkah preemtif dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial, khususnya di wilayah Sigi.

"Imam masjid dan pegawai syara’ adalah ujung tombak dalam menyebarkan nilai-nilai kedamaian. Mereka tak hanya mengurus tempat ibadah, tetapi juga berperan penting dalam membina masyarakat secara spiritual," ujar Taufik.

Baca Juga: Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Dianugerahi Abhivada oleh PHDI

Sementara Kepala Kemenag Sigi, Lutfi Yunus menyampaikan, kegiatan hari itu sangat bermanfaat dan berdampak positif, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

“Semua agama menolak radikalisme dan intoleransi. Forum seperti ini memberi ruang bagi tokoh agama untuk menyuarakan pesan damai,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Prof Zainal Abidin menekankan bahwa kerukunan lahir dari penghargaan terhadap perbedaan.

“Keberagaman adalah fakta yang harus diakui dan dihargai. Dari sanalah kita bisa membangun harmoni,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa Imam dan Pegawai Syara’ harus menjadi pelopor dalam menginternalisasi nilai-nilai moderasi beragama.

Baca Juga: Satgas Madago Kawal Perayaan Galungan di Kabupaten Poso

Antusiasme peserta pun tampak tinggi. Salah satunya, Ustadz Aksan Laihi, Imam Masjid Al Ikhsan, Desa Luku, Kecamatan Dolo Barat, menyambut baik kegiatan ini.

“Materi yang kami terima sangat bermanfaat sebagai bekal di lapangan. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut,” tutupnya. (*)

Halaman:

Tags

Terkini