METRO SULTENG - Desa Bunta di Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, merupakan salah satu desa yang dilanda banjir akhir Maret hingga awal April 2025 lalu. Banjir tersebut merupakan banjir terparah hingga berminggu-minggu baru surut.
Kini, genangan air kembali terlihat di Desa Bunta. Pelaku usaha setempat merasa kehilangan akal dengan genangan air yang tak kunjung surut pasca banjir lalu.
Pantauan media ini pada Rabu, 30 April 2025, salah satu ruas jalan di Desa Bunta arah perkebunan kelapa sawit, paritnya ditumbuhi gulma liar atau eceng gondok.
Akibatnya, saluran air tersumbat dan tidak bisa mengalir. Akibatnya warga dan pelaku usaha di seputar jalan tanggul tersebut, tergenang air yang akibat tumbuhan liar eceng gondok.
"Seharusnya eceng gondok yang tumbuh subur di sepanjang parit dibersihkan menggunakan alat berat excavator. Kalau parit ini bersih, banjir datang, pemukiman kos yang ada diseputar tanggul, bisa aman dari luapan banjir Sungai Laa," ujar salah satu pelaku usaha di Desa Bunta, yang tidak jauh jaraknya dengan genangan air.
Di Morowali Utara, intensitas curah hujan sepekan belakang ini kembali tinggi, terutama di daerah hulu. Akibatnya permukaan air Sungai Laa perlahan naik.
Warga pun mulai was-was dihantui banjir. Mereka berharap hujan tidak berkepanjangan melanda Morowali Utara dan sekitarnya. Pembuatan tanggul permanen untuk mengantisipasi meluapnya Sungai Laa, mulai dinantikan warga sebagai solusi banjir di kabupaten tersebut. (*)