METRO SULTENG- Sejak awal PT Vale Indonesia Tbk, bagian dari group Mining Industry Indonesia (MIND ID) berkomitmen melakukan penambangan dan pemurnian biji nikel di Morowali lewat sentuhan yang berpegang teguh pada prinsip berkelanjutan.
Prinsip itu ditanamkan lewat Indonesia Growth Project (IGP) Morowali yang merupakan proyek penambangan diwilayah Bungku Timur dan biji nikel di Sambalagi, terintegrasi dengan nilai investasi mencapai 37,5 triliun.
IGP Morowali menjadi project kedua pengembangan kedua PT. Vale, proyek ini merupakan bagian hilirisasi nikel di Indonesia dengan sistem pemurnian menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang lebih efisien mengolah nikel rendah kadar.
Baca Juga: Dari Morowali untuk Bumi: PT Vale IGP Tanam Harapan Lewat Reklamasi Sejak Langkah Pertama
Pemurnian Biji Nikel Teknologi RKEF Versi Lebih Ramah Lingkungan
PT Vale mengembangkan RKEF dengan versi lebih ramah lingkungan, menggunakan energi terbarukan hydro/PLTA sebagai sumber listrik, meningkatkan efisiensi panas buangan dan menerapkan teknologi carbon capture atau daur ulang emisi gas.
Dengan energi terbarukan itu, emisinya bisa ditekan secara signifikan dan diklaim berkelanjutan karena mengintegrasi teknologi dan praktik untuk mengurangi dampak lingkungan.
Kepatuhan terhadap Prinsip ESG, Sejak awal perencanaan
Pada tahap perencanaan PT Vale IGP Morowali telah menerapkan prinsip-prinsip Enviromental, Sosial dan Governance (ESG).
Prinsip Environmental yaitu perlindungan lingkungan, reklamasi lahan, pengelolaan limbah dan konservasi air.
Sosial seperti pemberdayaan Masyarakat lokal melalui pelatihan kerja, pertanian berkelanjutan, pembangunan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Governance, berupa tata kelola perusahaan yang transparan dan akuntabel.
Kepatuhan Vale terhadap ketiga prinsip ini merupakan upaya menerapkan Good Mining Practice (GMP) dalam setiap wilayah konsesi pertambangannya.
Dukungan infrastruktur sosial, Vale Alokasikan 63 Milyar untuk PPM