sosial-budaya

Alkhairaat Belum Mengambil Sikap Tegas Terhadap Kegiatan Festival Persahabatan di GBK

Senin, 27 Januari 2025 | 09:25 WIB
Abdissalam Mazhar Badoh. (Foto: Ist).

Oleh: Abdissalam Mazhar Badoh
(Abnaul Alkhairaat, Pengamat Sosial Politik)

Alkhairaat sebagai lembaga pendidikan terbesar di Indonesia Timur, tempat lahir, bertumbuh dan berkembang para pakar ilmu pengetahuan agama yang mumpuni. Sampai dengan hasil amatan ini ditulis, sama sekali belum mengeluarkan pendapat, wacana dan apalagi berusaha membentuk opini publik di Sulawesi Tengah untuk mendukung atau menolak pelaksanaan Festival Persahabatan 2025 yang akan dilaksanakan di GBK (Gelora Bumi Kaktus) Palu pada tanggal 30 - 2 Februari 2025.

Secara kelembagaan, belum bergeraknya ini karena sampai dengan detik ini juga, Pemerintah baik Provinsi dan Kota belum berkoordinasi secara resmi kepada pihak PB Alkhairaat terkait simpang siur masalah Festival Persahabatan.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkum Sulteng Berganti, Ketua Utama Alkhairaat Titip Salam Hangat

Sikap yang diambil oleh pengurus PB ini dalam amatan kami, adalah sikap yang profesional sesuai dengan aturan organisasi dalam menyikapi persoalan bangsa secara nasional maupun regional. Lagi pula Alkhairaat amat menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat Palu, yang notabene berada amat dekat dengan pusat kegiatan organisasinya.

Selama ini, Alkhairaat sebagai organisasi yang hampir satu abad umurnya, merupakan center of Muslim public terbesar di Sulawesi Tengah, dalam hal ini perlu berhati-hati mengambil langkah. Apalagi belum ada komunikasi resmi sebagai koordinasi dari Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah khususnya Palu.

Massa terbesar muslim dan kepercayaan terbesar muslim ada di Alkhairaat. Sekali Alkhairaat perintahkan maju, pasti masyarakat sebagai massa prioritas Alkhairaat akan maju.

Baca Juga: Alkhairaat Tegaskan Netralitas di Pilkada 2024, Tolak Klaim Dukungan Politik

Namun, hal ini tidak membuat lembaga besar ini jumawa dengan keberadaannya. Alkhairaat tetap dengan sabar menanti koordinasi resmi dari pemerintah kota maupun provinsi.

Adapun dukungan dan penolakan yang muncul mengatasnamakan Pengurus Besar dan Pengurus Banom Alkhairaat WIA, itu hanyalah bersifat individualistis, tendensius dan tidak representatif sama sekali mewakili suara dan sikap Alkhairaat secara kelembagaan, karena tidak melalui prosedur baku organisasi.

Tindakan-tindakan diluar nalar organisasi ini dapat merusak tatanan dan nama baik organisasi. Mestinya, pihak PB Alkhairaat mengeluarkan surat teguran keras, karena sikap-sikap seperti ini masuk tindakan indisipliner dalam organisasi, supaya tidak ada lagi tindakan-tindakan yang berani dilakukan atas nama Alkhairaat.

Baca Juga: Puncak Milad Alkhairaat ke-94 Dihadiri Puluhan Ribu Masyarakat, Hendrik G Liyanto Terpesona Kekompakan Abna Khairaat

Kenapa? karena bicara tentang dan atas nama Alkhairaat adalah bicara tentang eksistensi Guru Tua, sekecil atau sebesar apapun masalahnya. Lagipula yang bersangkutan merusak nama baik sendiri sebagai aktivis rekrutan kepengurusan organisasi Alkhairaat. Wallahu A'lam. (*)

Penulis juga adalah Wakil Ketua Ikatan Alumni Alkhairaat Pusat, Sekjend Sentral Cendekia Abnaul Khairaat Indonesia.

Tags

Terkini