sosial-budaya

Agus Sulistiyono Minta Pemerintah Setop Impor Bahan Makanan Yang Merugikan Petani dan Peternak Lokal

Minggu, 10 November 2024 | 15:15 WIB
Agus Sulistriyono, CEO Promedia,

METRO SULTENG–Agus Sulistriyono, CEO Promedia, menyuarakan kritik pedas terhadap kebijakan impor komoditas yang dinilainya merugikan petani, peternak, dan nelayan di Indonesia.

Dalam pernyataannya, Agus menyerukan agar pemerintah segera mengambil langkah pro-rakyat, khususnya bagi kelompok kecil di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.

Menurut Agus, kebijakan impor yang tak terkendali telah membuat harga komoditas lokal seperti beras, sapi, dan domba menjadi sangat rendah, hingga para produsen dalam negeri kesulitan bersaing.

Baca Juga: Harga Huawei Mate 70 Diperkirakan Alami Kenaikan, Ini Sebabnya

Ia menilai upaya swasembada yang digembar-gemborkan pemerintahan Prabow-Gibran akan sia-sia jika kebijakan ini tidak diubah secara nyata.

1. Stop atau Kurangi Impor Beras

“Kalo kita berpihak sama petani, peternak dan nelayan, maka stop/kurangi impor beras,” tegas Agus.

Ia menilai bahwa keberhasilan swasembada beras hanyalah angan-angan apabila harga jual beras di tingkat petani masih sangat rendah. Kondisi ini membuat petani terancam terus merugi dan kehilangan motivasi untuk menanam padi.

Baca Juga: Prabowo dan Xi Jinping Sepakati Kerja Sama, Berikut 7 Point MoU Indonesia-Tiongkok

2. Stop atau Kurangi Impor Sapi

Agus juga mengkritik tingginya ketergantungan pada sapi impor. Menurutnya, jagal (penjagal hewan ternak) lebih mengutamakan sapi impor yang cenderung lebih murah, yang pada akhirnya membuat harga sapi lokal semakin jatuh.

“Akibatnya harga sapi lokal murah. Buat beli pakan penggemukan saja bisa tekor,” ujarnya.

3. Stop Impor Daging Domba Beku

Lebih lanjut, Agus menyoroti persoalan impor daging domba beku yang dinilai berpotensi menghancurkan ekonomi peternak kecil.

Ia mengingatkan bahwa sebagian besar peternak domba atau kambing hanyalah rakyat kecil yang menjalankan bisnis rumahan.

Halaman:

Tags

Terkini